Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian ibadah haji sudah selesai. Sebagian jemaah haji yang masih tinggal di Makkah pun memanfaatkan waktu untuk beribadah dan mencari buah tangan. Salah satu pasar yang menjadi tujuan jemaah haji, yaitu Pasar Jaafariyah.
Pasar ini dikenal oleh sebagian warga Indonesia dengan sebutan Pasar Seng. Sebutan Pasar Seng muncul karena dulunya lapak-lapak pasar ini menggunakan seng sebagai atapnya.
Advertisement
Namun, kini kesan kumuh Pasar Seng telah berganti. Deretan toko dengan rak kaca menjadi tontonan yang jamak. Pasar Jaafariyah menjual berbagai pernak pernik buah tangan. Mulai dari sajadah hingga obat-obatan herbal.
Salah seorang haji asal Riau yang tergabung dalam kloter BTH-03 Baharuddin membeli membeli baju-baju khas Timur Tengah dan sajadah untuk keluarga di Tanah Air.
Meski begitu, kata dia, harga barang di Pasar Jaafariyah tak jauh beda dengan di Tanah Air. "Ya tak jauh bedalah," kata Baharudin.
Ia juga mengaku sudah menghabiskan 400 riyal untuk berbelanja oleh-oleh. Tapi, ternyata, bukan kali pertama ini Baharudin berbelanja. Dia mengaku telah beberapa kali menyambangi pasar tersebut.
Agar beban koper tak melebihi kapasitas, Baharudin telah mengatur isinya. Dia menjamin barang yang dibawanya tak melebihi ambang batas 30 kilogram.
"Insyaallah enggak (melebihi batas)," jelas Baharudin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Omzet Tinggi
Sementara itu, musim haji menjadi ceruk untuk para pedagang. Seorang pedagang pernak-pernik bernama Sahid Abdullah mengaku mendapatkan omzet tinggi ketika musim haji. "Tidak haji, sleep," ucap Abdullah.
Mayoritas barang yang dijajakan di Pasar Jaafariyah yaitu produk tekstil. Dari pantauan Dream, sejumlah produk teksil buatan Pakistan, India, dan China, membanjiri pasar ini.
Sementara itu, produk asli Arab Saudi yang tampak, yaitu kosmetik dan parfum.
Jemaah yang bertransaksi di pasar ini tak perlu takut dengan kendala bahasa. Sebagian pedagang cukup fasih berbahasa Indonesia. "Murah, murah. Ada diskon," kata seorang pedagang.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement