Menjamurnya Haters di Sekitar Kita

Menjamurnya akun haters di berbagai medsos menjadi fenomena di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Bagaimana menangkalnya?

oleh Anri Syaiful diperbarui 06 Sep 2018, 10:40 WIB
Banner Haters di Sekitar Kita. (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Haters atau para pembenci adalah fenomena di jagat media sosial (medsos). Seseorang atau sekelompok orang tersebut umumnya mengekspresikan kebencian di internet maupun medsos.

Haters menyerang selebritas dan tokoh ternama seperti elite politik yang aktif di medsos. Semakin banyak figur publik eksis di medsos, marak pula akun-akun haters bermunculan.

Mereka memengaruhi netizen atau warganet dan pengguna medsos untuk merasakan kebencian yang sama. Bahkan, haters berharap sosok figur yang dibenci itu hancur.

Bagaimana fakta mengenai haters? Apa pemicunya dan kiat menangkal para pembenci itu? Simak Infografis berikut ini:

 

Infografis Haters di Sekitar Kita. (Liputan6.com/Triyasni)

Marak Akun Haters

Ilustrasi media sosial (Foto: Facebook)

Haters ternyata tak hanya bisa menjamur karena membenci satu karakter, seperti selebritas atau tokoh politik tertentu. Psikolog Prof Dr Hamdi Muluk menilai, haters juga bisa muncul karena impitan ekonomi.

"Selain orang yang membenci satu karakter, ada juga kalangan yang awalnya bukan haters, bisa ikut gerakan pelintiran kebencian karena impitan ekonomi," ujar Hamdi kepada Tekno Liputan6.com via sambungan telepon, Selasa, 4 September 2018, di Jakarta.

Gawatnya, dengan bisnis pelintiran kebencian ini, dia melanjutkan, orang yang mulanya hanya memiliki kadar kebencian setengah menjadi full alias benar-benar benci kepada selebritas atau tokoh politik tertentu.

 


Bagaimana Menangkalnya?

Ilustrasi haters. Dok: collegian.com

Menjelang Pilpres 2019, penyebaran berita hoax dari akun-akun haters yang mendukung masing-masing calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dipastikan akan semakin menjamur.

Menyikapi hal itu, pakar media sosial Nukman Luthfie mengatakan, pro dan kontra dari masing-masing pendukung capres dan cawapres pasti bakal ramai bermunculan.

Ia pun memberikan beberapa tips bagaimana cara menyikapi haters di media sosial. "Amannya tidak usah kita hiraukan. Kalau ada yang mem-bully dan menyebarkan hoax tinggal lapor saja di platform terkait (Facebook atau Twitter)," ucap dia kepada Tekno Liputan6.com via sambungan telepon, Selasa, 4 September 2018, di Jakarta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya