Rupiah Menguat ke 14.880 per Dolar AS, IHSG Bergerak di 2 Zona

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 21,53 poin atau 0,38 persen ke posisi 5.661,96 pada pra pembukaan perdagangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Sep 2018, 09:14 WIB
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjutkan pelemahan pada awal sesi perdagangan Kamis pekan ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (6/9/2018), IHSG turun 21,53 poin atau 0,38 persen ke posisi 5.661,96. Indeks saham LQ45 susut 0,60 persen ke posisi 885,19.

IHSG pun melemah terbatas. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun 9,5 poin atau 0,17 persen ke posisi 5.673,91. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,06 persen ke posisi 890,04. Indeks saham acuan pun bervariasi.

Kemudian IHSG pun berbalik arah ke zona hijau dengan naik 36,95 poin ke posisi 5.719. Pada awal sesi, IHSG bergerak di posisi tertinggi 5.686,55 dan terendah 5.660,86.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.879 kali dengan volume perdagangan 119,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 277,6 miliar. Investor asing jual saham Rp 50,51 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.880.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham perdagangan turun 0,04 persen. Sektor saham industri dasar naik 1,5 persen. Disusul sektor saham infrastruktur mendaki 1,14 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,98 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MKNT menanjak 22,34 persen ke posisi 230 per saham, saham SMDM mendaki 20,57 persen ke posisi 170 per saham, dan saham ATIC menguat 12,82 persen ke posisi 880 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BPTR melemah 17,53 persen ke posisi 80 per saham, saham PTSN merosot 9,33 persen ke posisi 272 per saham, dan saham MCOR turun 4,46 persen ke posisi 150 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,03 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,23 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,05 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,38 persen. Sementara itu, indeks saham Shanghai naik 0,47 persen.

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih lanjutkan pelemahan. Akan tetapi, tekanan IHSG terbatas.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG sepi sentimen positif. Apalagi tekanan eksternal lebih mendominasi pergerakan IHSG.

"Minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari eksternal seperti misalnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok, krisis finansial Turki, Venezuela dan Argentina membuat IHSG sulit merangkak naik," tutur Nafan Aji kepada Liputan6.com, Kamis 6 September 2018.

Ia menambahkan, sentimen prospek kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau bank sentral AS menyebabkan para pelaku pasar lebih cenderung wait and see.

Sementara itu, Analis PT Kresna Sekuritas, William Mahmudi menuturkan, IHSG berpotensi menguat secara teknikal. Namun, jika IHSG melemah kemungkinan sudah terbatas. "IHSG sudah dekat level support 5.550,” ujar dia.

 


IHSG Melemah pada Perdagangan Saham Kemarin

Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu keluar dari zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Sentimen nilai tukar rupiah pengaruhi laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah 221,80 poin atau 3,76 persen ke posisi 5.683,50. Indeks saham LQ45 merosot 4,41 persen ke posisi 890,53. Selurun indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 411 saham melemah sehingga menekan IHSG. 32 saham menguat dan 52 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.868,77 dan terendah 5.621,60.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 427.160 kali dengan volume perdagangan saham 10,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 892,64 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.926.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham barang konsumsi melemah 4,17 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 4,08 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 3,87 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham saham AKSI menguat 24,44 persen ke posisi 840 per saham, saham SHID melonjak 21,74 persen ke posisi 2.800 per saham, dan saham DART menanjak 19,05 persen ke posisi 250 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham RIGS melemah 21,23 persen ke posisi 282 per saham, saham ATIC merosot 17,46 persen ke posisi 780 per saham, dan saham SRAJ turun 16 persen ke posisi 168 per saham.

Analis PT Kresna Securities, William Mahmudi menuturkan, secara teknikal, IHSG belum berhasil ke posisi 6.100. Hal itu mendorong IHSG bergerak sideway. "IHSG pun menguji level support 5.600. Hal itu didorong sentimen global, emerging market memang koreksi," ujar dia.

Ia menambahkan, sentimen penguatan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah membuat IHSG lesu. Ia juga menilai, tekanan IHSG masih wajar. "IHSG masih batas wajar, puncak tekanan jual itu di Agustus dan September,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya