Ajak Perusahaan Rintisan Go Public, Bekraf Luncurkan GoStartUp Indonesia

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) resmi meluncurkan platform GoStartUpIndonesia (GSI) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (06/9/2018).

oleh Bawono Yadika diperbarui 06 Sep 2018, 09:48 WIB
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) resmi meluncurkan platform GoStartUpIndonesia (GSI) (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) resmi meluncurkan platform GoStartUpIndonesia (GSI) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (06/9/2018). 

Platform GSI merupakan tindaklanjut dari Nota Kesepahaman antara Bekraf dan BEI mengenai program IDX Incubator. Kerja sama ini sebagai bentuk dukungan dan pengembangan perusahaan rintisan (startup) ekonomi kreatif untuk mendorong akses permodalan bagi perusahaan rintisan melalui perusahaan terbuka (GoPublic).

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan, platform GSI merupakan jembatan untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan rintisan.

"Bekraf dan BEI mempunyai tujuan yang sama terhadap perusahaan startup. Kami ingin menjadikan mereka menjadi perusahaan besar melalui perusahaan terbuka atau go public," tutur dia di Gedung BEI, Kamis.

Sementara itu, Kepala Bekraf Triawan Munaf menuturkan, platform GSI diharapkan dapat menciptakan atmosfir yang mendukung bagi pertumbuhan startup di Indonesia.

"GSI mempercepat pertumbuhan ekosistem yang kondusif bagi startup di Indonesia, khususnya pada sektor ekonomi kreatif di berbagai tingkatan siklus usaha rintisannya," ujar dia.

Triawan juga menambahkan, platform GSI harus menjadi solusi bagi perusahaan rintisan untuk maju dan berkembang.

"Oleh karena itu kita ingin ada unicorn lainnya seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak merupakan harapan dan impian dari setiap startup," pungkasnya.

Sebagai informasi, melalui platform GSI ini, akan ada program yang disebut CreaX. Perusahaan rintisan akan memperoleh mentoring dan pitching dari Bekraf. Melalui platform GSI, Bekraf juga akan melakukan roadshow di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Makassar, dan juga Jakarta.

 

 


Rudiantara Harap Startup Unicorn Berani Catatkan Saham di BEI

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyindir para manajemen perusahaan rintisan (start-up) terutama yang sudah dapat gelar unicorn belum menawarkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) hingga kini.

Ia menyampaikan, hal itu pada pencatatan saham PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

"NFCX ini adalah perusahaan digital yang kedua yang melantai di bursa. Walaupun mereka belum unicorn, tapi ada keberanian masuk ke bursa di Indonesia," tutur dia di Gedung BEI, Kamis 12 Juli 2018.

Rudiantara menuturkan, yang terpenting bagi unicorn untuk menjadi perusahaan terbuka (go public) adalah persoalan waktu dan penawaran yang juga ditawarkan atau diterima.

"Jadi ini hanya masalah waktu dan masalah size dari pada offering-nya sendiri," ujar dia.

Oleh karena itu, ia berharap perusahaan-perusahaan yang nilai valuasinya sudah melebihi USD 1 miliar untuk segera catatkan saham perdana di BEI.  "Makanya saya berharap unicorn-unicorn lainnya berani masuk ke Bursa Efek Indonesia," ujar dia.

Seperti diketahui, unicorn merupakan istilah bagi perusahaan rintisan atau startup yang secara valuasi bisnis sudah capai angka USD 1 miliar. Diperkirakan di Indonesia, empat perusahaan rintisan yang menyandang gelar unicorn antara lain Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya