Harga Minyak Indonesia Turun Jadi USD 69,36 per Barel

Sedangkan ICP SLC mengalami penurunan sebesar USD 2,03 per barel dari USD 72,05 per barel pada Juli 2018 menjadi USD 70,02 per barel.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Sep 2018, 12:15 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) Agustus 2018 mencapai USD 69,36 per barel. Angka tersebut turun USD 1,33 per barel dari USD 70,68 pada Juli 2018.

Dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/9/2018), ICP SLC juga mengalami penurunan sebesar USD 2,03 per barel dari USD 72,05 per barel pada Juli 2018 menjadi USD 70,02 per barel.

Penurunan harga minyak mentah utama di pasar Internasional diakibatkan beberapa faktor, yakni peningkatan suplai minyak mentah dari negara-negara non OPEC yaitu berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) Agustus 2018, proyeksi suplai minyak mentah dari negara negara non-OPEC meningkat sebesar 2 juta barel per hari 2018 menjadi sebesar 59.9 juta barel per hari.

Selain itu, berdasarkan publikasi OPEC pada Agustus 2018, peningkatan suplai minyak mentah dari negara negara non OPEC disebabkan oleh peningkatan suplai minyak mentah di Amerika Serikat (AS) dikarenakan kenaikan harga minyak di bulan sebelumnya, yang mendorong peningkatan produksi shale oil.

Selain itu, terdapat peningkatan produksi minyak mentah Brazil dari 11 proyek baru di daerah Santos Basin yang diprediksi menyimpan cadangan minyak yang besar, peningkatan produksi oil sands di Kanada dan Rusia, serta peningkatan produksi dari Meksiko dan Norwegia.

Faktor lainnya adalah peningkatan suplai minyak mentah dari negara negara OPEC berdasarkan Publikasi OPEC bulan Agustus 2018, sebesar 41 ribu barel per hari menjadi 32,323 juta barel per hari, yang berasal dari beberapa negara antara lain Kuwait, Nigeria, UEA dan Irak‎.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peningkatan Produksi AS

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Penyebab lainnya adalah peningkatan stok produk AS pada Agustus 2018 dibandingkan Juli 2018, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) di mana Gasoline AS naik sebesar 1,8 juta barel menjadi 232,8 juta barel dan Distillate Fuel Oil AS naik sebesar 5,8 juta barel menjadi 130 juta barel.

Kondisi ketegangan geopolitik dan krisis ekonomi antara lain, ‎rencana penerapan sanksi untuk Iran oleh AS. AS menghimbau beberapa negara antara lain India, China dan Jepang, untuk berhenti melakukan impor minyak mentah dari Iran.

Hal ini menyebabkan ketidak stabilan pasokan dan kebutuhan minyak mentah Iran, dan membuat beberapa negara OPEC meningkatkan produksinya untuk menjaga kestabilan pasokan minyak mentah.

Terganggunya kondisi ekonomi Turki, yang diindikasikan dapat mempengaruhi negara-negara Eropa dan negara-negara berkembang lainnya.

Terakhir, penerapan kebijakan fuel efficiency di beberapa negara antara lain Tiongkok, India dan Brazil dan juga substitusi bahan bakar minyak dengan komoditas energi lainnya seperti listrik, gas dan biofuel dan menguatnya nilai mata uang dolar AS mendorong penurunan daya beli minyak mentah, juga menjadi sebab kenaikan harga minyak mentah internasional.

 


Harga Rata-Rata Minyak Dunia

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada Agustus 2018 dibandingkan Juli 2018 sebagai berikut:

- Dated Brent turun sebesar USD 1,73 per barel dari USD 74,35 per barel menjadi USD 72,62 per barel.

- WTI (Nymex) turun sebesar USD 2,73 per barel dari USD 70,58 per barel menjadi USD 67,85 per barel.

- Basket OPEC turun sebesar USD 1,17 per barel dari USD 73,27 per barel menjadi USD 72,10 per barel.

- Brent (ICE) turun sebesar USD 1,11 per barel dari USD 74,95 per barel menjadi USD 73,84 per barel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya