Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi tradisi keluarga di mana pun untuk mengunjungi saudara yang baru saja melahirkan. Meski begitu, kasus yang dialami seorang ibu ini mungkin menjadi pembelajaran untuk berhati-hati ketika sang buah hati melakukan kontak dengan orang lain.
Karena kondisi bayi yang lemah, hal ini membuat mereka lebih mudah terinfeksi virus dan bakteri. Jadi, memungkinkan bagi bayi mengidap penyakit yang dibawa dari orang dewasa ketika situasi menjenguk berlangsung.
Advertisement
Kejadian semacam itu dialami oleh seorang ibu bernama Ummi. Setelah melahirkan anak ketiga, tak ada masalah kesehatan yang dialami oleh putranya. Namun, enam hari kemudian, Ummi melihat hal aneh seperti melepuh dari kulit bayinya.
"Tiga bagian yang melepuh juga disertai dengan nanah kuning," tulis Ummi di akun Facebooknya, dilansir dari World of Buzz.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Terjangkit impetigo
Melihat hal itu, Ummi segera melarikan putranya, Affan, ke rumah sakit. Mulanya dokter mengatakan bahwa kelainan kulit pada putranya bukan hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak berbahaya.
Meski begitu, dokter merujuk Ummi dan putranya ke rumah sakit lain karena penyakit kuning. Tapi setelah mereka dipulangkan, seorang dokter bernama Dr Syed Jefrizal mendiagnosis penyakit yang dialami putra Ummi.
Diduga kuat bahwa Affan mengidap penyakit impetigo, yang merupakan penyakit kulit yang mudah dialami bayi dan anak-anak akibat infeksi.
Walaupun tidak berbahaya, penyakit tersebut terkenal menular. Baik dokter dan Ummi yakin mungkin salah satu kerabat yang mengunjungi Affan menjadi sumber infeksi.
Untuk menyembuhkan penyakit kulit tersebut, dokter memberikan krim. Sayangnya, penyakit itu semakin parah dan menyebar ke area tubuh lain, sampai akhirnya sang ibu mengambil tindakan untuk pergi ke rumah sakit kembali.
Advertisement
Bakteri Staphylococcus aureus
Setelah diberikan antibiotik, kulit Affan kemudian mulai mengelupas dan kembali didiagnosis sindrom kulit staphylococcal scalded. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus ini membuat kondisi kulit bayi menjadi kemerahan dan melepuh seperti terbakar.
Meski menghadapi berbagai masalah kulit, hanya butuh beberapa hari kemudian putra Ummi mulai membaik. Walaupun kulit sempat mengelupas, beruntungnya hal itu tidak sampai meninggalkan bekas luka permanen.
Sejak saat itu, Ummi membagikan informasi penting kepada banyak orangtua. Ia menyarankan bahwa sikap berlebihan kepada bayi baru lahir merupakan hal yang wajar daripada harus mengalami infeksi seperti yang dialami putranya.