Mengenal Stanazolol, Doping yang Digunakan Pegulat Mongolia di Asian Games 2018

Positif doping, Dewan Olimpiade Asia (OCA) mencabut medali emas yang diraih pegulat wanita Mongolia pada kompetisi Asian Games.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Sep 2018, 20:00 WIB
Logo Gulat Asian Games 2018. (asiangames2018.id)

Liputan6.com, Jakarta Positif menggunakan doping, Dewan Olimpiade Asia (OCA) mencabut medali emas yang diraih pegulat wanita Mongolia pada kompetisi Asian Games yang diikuti pada 20 Agustus 2018. Orkhon Purevdorj didiskualifikasi karena tidak lolos tes doping, dalam urinenya ditemukan kandungan Stanazolol.

"Mengumumkan bahwa atlet, PUREVDORJ, ORKHON asal Mongolia yang bertanding dalam kompetisi gulat terbukti telah melanggar peraturan anti-doping pada kompetisi yang berlangsung 20 Agustus 2018 dan karena itu dia didiskualifikasi dari Asian Games ke-18 Jakarta dan Palembang," tulis OCA dalam situs resminya pada 3 September 2018.

Stanazol adalah senyawa terlarang yang masuk dalam daftar World Anti-Doping Agency (WADA) pada 2018. Stanazolol merupakan steroid sintetis yang berasal dari testosteron, memiliki sifat anabolik dan androgenik, seperti mengutip laman U.S. Anti-Doping Agency (USADA), Kamis (6/9/2018).

Mengutip Klikdokter, steroid anabolik merupakan sebuah obat yang sering disalahgunakan untuk meningkatkan massa otot karena efeknya yang mirip dengan hormon testosteron. Tujuannya bisa meningkatkan performa seseorang dengan meningkatkan massa otot dan mengurangi lemak.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Bahaya Stanazolol

Efek samping stanozolol sama seperti steroid anabolik lainnya yakni menstruasi jadi tak teratur, jerawat muncul, dan payudara menyusut. Sementara pada pria bisa menimbulkan masalah pada prostat dan impotensi seperti dilansir laman USADA.

Stanazolol juga bisa menyebabkan pria dan wanita yang mengonsumsinya berisiko mengalami serangan jantung, stroke, kerusakan hati, dan gangguan psikiatri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya