Jakarta - Kudus menjadi kota terakhir dari rangkaian Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018. Sejak 24-26 Maret di Pekanbaru, berlanjut ke kota-kota lain di Indonesia, hingga kali terakhir di Solo pada 4-6 Agustus 2018, total delapan kota sudah menggelar kegiatan tahunan ini.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menuturkan sepanjang tahun ini, jumlah peserta di setiap kota mengalami peningkatan signifikan.
Advertisement
Namun, rekor jumlah peserta terbanyak pecah pada penyelenggaraan Audisi Umum di Kudus, 4-6 September 2018. Total sebanyak 1.073 anak ikut ambil bagian, yang terbagi dalam tiga kelompok usia, yakni U-11, U-13, dan U-15 untuk putra dan putri.
Yoppy menambahkan banyaknya jumlah peserta, karena posisi Kudus sebagai kota terakhir dalam rangkaian Audisi Umum, sehingga peserta yang gagal dalam audisi di kota-kota sebelumnya, berusaha mencoba untuk kali terakhir pada tahun ini.
"Banyak peserta yang ikut audisi lebih dari satu kota," kata Yopi.
Dari 1.073 anak di Audisi Umum Djarum di Kudus, mayoritas diikuti pebulutangkis cilik asal Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan diwakili masing-masing 841 serta 80 anak.
Secara umum, peningkatan jumlah peserta dari tiap kota penyelenggara Audisi Umum, menjadikan total peserta tahun ini mencapai 5.957 anak untuk tiga kelompok usia putra dan putri. Jumlah itu datang dari 32 provinsi, dari Aceh hingga Papua Barat.
Angka itu naik dari tahun sebelumnya, yang hanya 4.058 peserta.
Namun, setelah menjalani Audisi Umum di delapan kota tersebut, hanya 221 atlet yang lolos ke final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, 7-9 September 2018, di GOR Jati, Kudus.
221 pebulutangkis cilik itu hadir dari 23 provinsi, Aceh hingga Maluku Utara. Secara khusus, Yoppy menilai kehadiran wakil dari Maluku Utara sebagai kejutan.
"Ini membuktikan di mana-mana antusiasme terhadap bulutangkis mengalami kenaikan. Semua kota penggelar Audisi Umum Djarum terlihat dalam euforia," kata Yoppy.