Nestapa Ribuan Angkot di Sukabumi di Tengah 'Serangan' Transportasi Online

Dari 2.463 unit angkot di Sukabumi, hampir setengahnya kini tidak lagi beroperasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2018, 11:33 WIB
Angkot terparkir bersebelahan dengan mobil OK Otrip saat mangkal di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Selasa (10/7). Pemprov DKI menargetkan seluruh operator angkot bergabung dengan program OK Otrip pada akhir Juli 2018. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Sukabumi - Persaingan usaha moda transportasi darat saat ini memaksa ribuan angkot (angkutan kota) konvensional yang beroperasi atau mempunyai trayek di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat, sudah tidak lagi beroperasi. Hal ini lantaran perusahaan yang menaunginya bankrut atau gulung tikar.

"Jumlah angkot yang terdata di kami sebanyak 2.463 unit. Namun, lebih dari setengahnya sudah tidak lagi beroperasi karena kalah persaingan usaha," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Abdul Rachman di Sukabumi, Jumat (7/9/2018), dilansir Antara.

Menurut dia, semakin berkembangnya jenis usaha transportasi umum di Kota Sukabumi seperti angkutan umum berbasis daring atau online memang persaingan usahanya menjadi lebih ketat. Jika tidak siap, maka akan tergerus dengan moda transportasi yang semakin canggih.

Apalagi konsumen (penumpang) sekarang membutuhkan alat transportasi umum yang mudah, nyaman, dan cepat. Jika penarik atau pengusaha angkot, khususnya di Kota Sukabumi tidak segera berinovasi dalam memberikan pelayanan, maka sulit bersaing dengan transportasi umum lainnya, khususnya online.

Selain itu, banyaknya angkot yang tidak beroperasi ini bisa saja karena pemiliknya mengubah menjadi angkutan pribadi. Maka dari itu, pada puncak perayaan Hari Perhubungan Nasional tingkat Kota Sukabumi pihaknya akan mengumpulkan seluruh komunitas angkot konvensional untuk melakukan berbagai inovasi.

"Sopir maupun pengusaha angkot konvensional harus punyai inovasi atau cara kreatif dalam menarik perhatian calon penumpang agar mau menggunakan jasanya," tambahnya.

Abdul mengatakan ide positif dan inovatif ini harus dimiliki seperti merenovasi angkotnya sedemikian rupa dengan menyediakan fasilitas musik, televisi, hingga wifi serta pelayanannya pun ramah. Konsep ini sudah diagendakan oleh pihaknya dan rencananya pada Hari Perhubungan Nasional pihaknya juga akan me-launching angkot konvensional seperti itu.

Sementara, dewan penasihat salah satu komunitas angkot konvensional Budi Adinata mengatakan angkot yang tergabung dalam komunitasnya sudah banyak yang direnovasi seperti dilengkapi dengan musik dan televisi. Ini dilakukan untuk menarik perhatian calon penumpang.

"Banyak inovasi yang kami lakukan sebagai bentuk pelayanan, tujuannya untuk menambah daya saing di dunia usaha transportasi darat. Sebab, sekarang penumpang banyak pilihan untuk menentukan moda transportasi mana yang akan digunakannya," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya