Akhirnya Terpecahkan, Ini Kisah 4 Kapal Hantu yang Sempat Menjadi Misteri

Kapal hantu ini kerap mengundang cerita misteri. Meski begitu, kisah misterius di baliknya telah terpecahkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2018, 20:00 WIB
Kapal hantu asal Indonesia ini muncul tiba-tiba di perairan Myanmar (Facebook/Yangon Police)

Liputan6.com, Jakarta Banyak dari kita mungkin pernah mendengar kisah kapal hantu. Kapal hantu selalu merujuk pada sebuah kapal masih berlayar namun para awaknya menghilang atau tewas secara misterius.

Ternyata ada beberapa kisah kapal hantu yang pernah terkenal di dunia. Namun beberapa di antaranya sudah berhasil terpecahkan. Berikut rangkumannya dari Merdeka.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


1. Misteri kapal hantu Sam Ratulangi PB1600

Kapal hantu asal Indonesia ini muncul tiba-tiba di perairan Myanmar (Facebook/Yangon Police)

Misteri kapal hantu Sam Ratulangi PB1600 berbendera Indonesia yang baru-baru ini mendadak ditemukan hanyut dekat Myanmar, telah terpecahkan. Angkatan Laut Myanmar mengatakan, kapal kargo kosong itu terlepas saat sedang ditarik ke pabrik pemecah kapal di Bangladesh, ketika cuaca buruk menyebabkannya terpisah dengan sebuah kapal penderek (tug boat).

Sam Ratulangi PB 1600 ditemukan pekan ini oleh para nelayan di Teluk Martaban, sekitar tujuh mil (11 km) dari pantai dekat kota terbesar Myanmar, Yangon.

Kapal hantu itu "terdampar di pantai (dan) membawa bendera Indonesia", kata polisi, menambahkan bahwa "tidak ada pelaut atau barang" di atas kapal saat ditemukan.


2. Kapal Octavius

Kapal hantu Octavius. (The Vintage News)

Kapal hantu Octavius diduga ditemukan di Barat Greenland oleh kapal penangkap ikan paus Herald Whaler pada 11 Oktober 1775. Sejumlah kru Herald Whaler naik ke kapal terlantar itu dan menemukan seluruh awak tewas membeku.

Kapten kapal juga ditemukan tewas di kabinnya dengan pena di tangan, masih menulis laporan pelayaran. Dia didampingi seorang wanita, seorang anak yang ditutupi selimut dan seorang pelaut yang semuanya tewas.

Dalam laporan pelayaran sang kapten tertulis bahwa Octavius masuk ke wilayah itu pada 1762, artinya seluruh awak kapal itu telah tewas selama 13 tahun saat ditemukan. Seluruh jasad di kapal itu masih dalam keadaan utuh karena faktor suhu ekstrem.

Berdasarkan catatan, Octavius meninggalkan Inggris menuju Orient pada 1761. Sang kapten diduga memilih rute yang lebih pendek namun berbahaya, ketimbang mengambil jalur umum melalui North West. Hal ini diyakini sebagai penyebab kapal terperangkap dalam es. Sebelum penemuan itu, banyak kapal melihat penampakan Octavius di Utara Alaska.


3. Kapal Mary Celeste

Lukisan kapal Mary Celeste yang menjadi ikon 'kapal hantu' (Wikipedia)

Mary Celeste adalah kapal jenis kargo dan penumpang dua tiang yang ditemukan di Samudra Atlantik. Saat ditemukan, kapal didapati tanpa awak dan terabaikan, meskipun faktanya cuaca cerah serta krunya berpengalaman.

Muatannya pun terlihat tak tersentuh sama sekali. Barang-barang pribadi milik penumpang dan awak kapal tetap berada di tempatnya, termasuk benda-benda berharga.

Mary Celeste dinyatakan dalam kondisi layak melaut ketika berlayar menuju Selat Gibraltar pada 1872. Kapal tersebut berada di lautan selama sebulan dengan persediaan makanan memadai untuk enam bulan.

Akan tetapi pascamelaut, para kru tak pernah terlihat ataupun terdengar lagi. Menghilangnya mereka sering disebut sebagai misteri bahari terbesar sepanjang masa.

Namun dari hasil penyelidikan terhadap misteri ini ditemukan fakta bahwa terdapat beberapa bercak darah di kabin kapten. Lalu muncul asumsi yang mengatakan kejadian di Mary Celeste disebabkan karena tepung yang terkontaminasi bahan kimia sehingga menyebabkan seluruh awak kapal menjadi gila.

Selama 13 tahun berikutnya Mary Celeste berpindah tangan 17 kali pemilikan, dengan beberapa kejadian kematian yang tragis.


4. MV Joyita

(Foto: Merdeka)

MV Joyita adalah kapal pesiar mewah yang dibangun pada 1931 di Los Angeles untuk Direktur Film Roland West. Selama Perang Dunia II kapal ini digunakan sebagai kapal patroli dan bekerja di sekitar pantai Hawaii sampai akhir perang.

Pada 3 Oktober 1955, Joyita berlayar dari Samoa menuju Kepulauan Tokelau, menempuh jakak 270 mil. Keberangkatannya sempat tertunda karena kerusakan kopling pada mesin utama. Tapi kopling tersebut tidak diperbaiki dan akhirnya kapal berlayar dengan menggunakan satu mesin.

Saat itu ada 25 jiwa di dalam kapal, termasuk pejabat pemerintah, dua anak-anak dan seorang ahli bedah yang berlayar untuk melakukan amputasi. Meskipun perjalanan tidak lebih dari dua hari, pada hari ke-3 Joyita belum tiba di pelabuhan yang dituju.

Tidak ada panggilan darurat yang diterima penjaga pantai maupun stasiun relay. Akhirnya dilakukan pencarian dengan radius 100.000 mil persegi oleh pesawat Royal Air Force Selandia Baru. Tapi tidak ada tanda-tanda kapal, awak atau penumpang.

Lima minggu kemudian, kapal itu ditemukan oleh kapal The Tuvalu. Joyita terlihat 600 mil dari rute yang direncanakan. Kapal itu akhirnya ditarik ke pelabuhan dengan kondisi sebagian dek terendam air dan empat ton kargo hilang.

Tidak ada satu pun penumpang di kapal. Saat ditemukan, radio kapal disetel dalam gelombang VHF pada frekuensi internasional. Kapal itu ditemukan masih berjalan dengan satu mesin. Semua jam di kapal itu berhenti pada pukul 10:25.

Sebuah tas dokter ditemukan di lantai empat dengan perban bernoda darah. Buku catatan dan kronometer hilang bersama tiga sekoci. Kargo yang hilang tetap menjadi misteri.

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya