Tahun Depan, Indonesia Akan Dapat Tambahan Ambulans ke Mina

Penambahan itu akan diberikan karena pelayanan PPIH Indonesia tergolong baik, serta kooperatif dengan Saudi untuk melayani jemaah haji.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 07 Sep 2018, 17:09 WIB
Jemaah haji Indonesia menyatakan puas atas pelayanan selama di Tanah Suci. (www.haji.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pelayanan Kesehatan Komite Haji Arab Saudi untuk Asia Tenggara Ehsan A Bouges mengatakan, Indonesia akan mendapatkan tambahan akses ambulans ke terowongan Mina dan kawasan lempar jumrah di Jamarat pada tahun depan.

Sehingga dapat memudahkan evakuasi bagi jemaah haji Indonesia dari kawasan vital tersebut. Rencana penambahan itu akan diajukan lewat proposal kepada otoritas Arab Saudi.

Ehsan berharap, proposal itu dapat disetujui oleh otoritas terkait, seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/9/2018).

Penambahan itu akan diberikan karena Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia karena pelayanannya yang tergolong baik, serta kooperatif dengan Saudi untuk melayani jemaah haji.

Jamarat dan Mina sendiri memang merupakan titik krusial yang kerap memicu jemaah haji mengalami kendala kesehatan karena terkuras fisiknya. Terutama bagi yang berusia lanjut.

Hampir sepanjang penyelenggaraan ibadah haji, banyak jemaah yang bergelimpangan di kawasan Jamarat dan Mina karena kelelahan berjalan kaki berkilo-kilo meter di kawasan Mina dan Jamarat.

Dengan begitu, kawasan ini memerlukan ambulans untuk evakuasi cepat bagi jemaah haji.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pujian dari Komite Haji Saudi

Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia dipastikan mendapat asuransi. (www.kemenag.go.id)

Sementara itu, PPIH Indonesia sebelumnya mendapat pujian dari Komite Haji Arab Saudi karena mengelola jemaah di Tanah Suci dengan sistematis dan rapi.

"Kalian punya sistem. Ini hal yang tak dipunyai pengelola haji negara lain," kata Ehsan.

Menurut dia, kinerja PPIH Indonesia membuat pihak Saudi menjadi lebih mudah saat menangani berbagai hal terkait jemaah haji karena sistem pendataan yang rapi.

Ehsan mencontohkan saat petugas medis Saudi menangani jemaah Indonesia. Mereka hanya perlu mendata nomor paspor. Dari situ, jemaah yang sedang ditangani kesehatannya langsung diketahui identitas lengkapnya, seperti data pribadi dan riwayat kesehatannya.

Dengan begitu, kata dia, tim medis dapat secara cepat memberikan penanganan yang baik terhadap jemaah yang sedang mengalami keluhan ataupun gangguan kesehatan.

"Saya bertemu dengan banyak misi haji dari negara lain dan mereka bahkan tak memiliki laporan lengkap soal jemaah," ucapnya.

Ehsan mengatakan petugas haji Indonesia juga kooperatif diajak bekerja sama dalam melayani jemaah haji. Untuk itu, pada penyelenggaraan haji tahun depan pihaknya akan berupaya meningkatkan kemudahan bagi Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya