Liputan6.com, Jakarta Kontingen E-Sports Indonesia meraih prestasi gemilang di ajang Asian Games 2018. Meski berstatus cabang eksebisi, tim Indonesia meraih 1 medali emas dan 1 medali perak berturut-turut di nomor Clash Royale dan Heartstone.
Atas prestasinya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan penghargaan tambahan berupa sertifikat dan bonus senilai Rp 60 juta. Pemberian penghargaan diberikan di tengah-tengah raker Kemenpora dengan Komisi X DPR dalam Ruang Nusantara I Gedung MPR/DPR pada Kamis (6/9/2018).
Advertisement
Menpora Imam Nahrawi memberikan uang senilai Rp 60 juta kepada dua atlet dan seorang pelatih di nomor-nomor yang meraih medali dan sertifikat diberikan kepada seluruh anggota kontingen. Khusus untuk peraih medali emas di cabang Clash Royale, Ridel Sumarandak, pemberian bonus dan sertifikat diwakili oleh ketua Asosiasi E-Sports Indonesia (IeSPA), Eddy Lim.
Ridel yang baru berusia 16 tahun dan masih bersatus pelajar SMA di Tondano-Minahasa itu berhalangan hadir karena tengah menjalani statusnya sebagai professional gamer di Chinese Taipei sejak pekan lalu selepas Asian Games 2018.
Imam Nahrawi menyatakan harapannya agar para atlet e-sports Indonesia mempertahankan prestasi yang telah diraih dan terus berusaha meraih yang terbaik.
"Cabang e-sports saya yakini tidak hanya membutuhkan kecepatan berpikir tapi juga ketahanan fisik yang baik. Pertahankan dan tingkatkan kondisi fisik, mental, dan pikiran, supaya terus berprestasi di masa depan," ujar Menpora lagi.
Mewakili keluarga Sumarandak, Eddy menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintah untuk penghargaan yang diterima oleh atletnya tersebut.
Eddy menyebut bahwa bonus yang diberikan Menpora Imam Nahrawi adalah sebuah stimulasi positif menjelang SEA Games 2019 di mana cabang e-sports sudah dipertandingkan sebagai cabang prestasi dan tidak lagi sekadar eksebisi.
Ia menyebut tantangan terberat selain dari tuan rumah Filipina yang sangat piawai di nomor Dota, juga akan datang dari Vietnam.
"Dalam Asian Games 2018, Vietnam meraih empat perunggu. Ini artinya mereka menembus semifinal di beberapa nomor lebih banyak dari Indonesia. Bila lawan mereka hanya sesama negara Asia Tenggara saya yakin mereka berpeluang besar meraih medali emas atau perak. Jadi kita tidak boleh lengah, dan begitu nomor-nomor yang akan dipertandingkan di SEA Games 2019 sudah ditetapkan kita harus segera melakukan seleksi nasional secara bertahap," sebut Eddy.
Hingga pekan ini, SEA Games 2019 dikabarkan siap menggelar tiga nomor e-sports yang dua di antaranya adalah Dota dan League of Legends (LOL). Sementara itu, pada Asian Games 2018 yang baru lalu, selain LOL juga dipertandingkan nomor Arena of Valor, Clash Royale, Starcraft II, Hearthstone, dan Pro Evolution Soccer.
Indonesia finis di posisi 4 dengan perolehan 31 medali emas, 24 medali perunggu, dan 43 medali perunggu. Dengan perolehan medali yang diraih Indonesia, banyak orang berharap Asian Games 2018 menjadi momentum bagi Tanah Air untuk bangkit di ajang-ajang pesta olahraga lainnya. Keberhasilan Indonesia pada ajang Asian Games tak luput dari dukungan para suporter dan official.
Seperti dukungan dari perusahaan jasa aplikasi Grab sebagai sponsor resmi Asian Games 2018. Perusahan tersebut memberi dukungan ke atlet-atlet Indonesia lewat program kampanye #CeritaKemenangan dan #KemenanganItuDekat. Kampanye ini mengajak rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan kepada putra-putri bangsa yang tengah berlaga di ajang terbesar Asia.
Grab melibatkan tujuh legenda olahraga nasional, Tati Sumirah (bulutangkis), Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Pascal Wimar (voli), Abdul Rojak (taekwondo), Sutiono (balap sepeda), dan Alex Pulalo ( sepak bola) dalam kegiatan torch relay. Sukses mereka di masa lalu diyakini akan jadi sumber inspirasi bagi atlet-atlet.
(Adv)