380 Ribu Data Pelanggan Diretas dari Situs Web British Airways

Maskapai British Airways tengah melakukan investigasi terhadap kasus pencurian data milik 380 ribu pelanggan dari laman web dan aplikasi mereka.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Sep 2018, 17:00 WIB
Pesawat British Airways (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai British Airways tengah melakukan investigasi terhadap kasus pencurian data pelanggan dari laman web dan aplikasi mereka.

Kabar terbaru menyebut, maskapai asal Britania Raya ini meminta pada pelanggan yang terdampak untuk menghubungi pihak bank atau penyedia kartu kredit mereka.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Guardian, Sabtu (8/9/2018), British Airways mengklaim sekitar 380 ribu data pembayaran milik pelanggan telah diretas. Mereka juga telah menginformasikan masalah ini kepada pihak kepolisian.

"Data yang dicuri tidak termasuk informasi detail paspor milik pengguna. Sejak 21 Agustus 2018 hingga 5 September 2018, data pribadi dan detail keuangan milik pelanggan yang memesan tiket di ba.com dan aplikasi kami telah diretas," demikian pernyataan British Airways.

Saat ini, masalah peretasan telah diselesaikan dan laman web British Airways telah berjalan dengan normal.

"British Airways telah berkomunikasi dengan pelanggan dan kami menyarankan setiap pelanggan yang merasa terkena insiden ini untuk menghubungi penyedia kartu kredit atau bank, kemudian mengikuti saran yang diberikan," tutur British Airways.

Pencurian data tersebut merupakan salah satu kasus serius yang mengguncang perusahaan Inggris. Gara-gara hal ini pula, reputasi British Airways pun terdampak.


Masalah Berulang di British Airways

Pilot melaporkan sebuah benda, yang diduga drone, menabrak bagian depan pesawat Airbus A320 yang diterbangkannya (BBC.com).

Pada Mei tahun lalu, British Airways juga terdampak bencana teknologi saat terjadinya lonjakan listrik di pusat kendali dekat Heathrow, yang menyebabkan gangguan penerbangan global dan membuat puluhan ribu penumpang terlantar di bandara London.

Masalah kecil pun terus berulang dengan lusinan penerbangan jarak dekat yang dibatalkan pada Juli ini.

Meski demikian, British Airways dan grup maskapai lain yang dimilikinya, IAG, telah membantah adanya isu-isu terkait dengan pengalihan operasi IT.

Sementara itu, National Crime Agency Inggris mengatakan, "kami mengetahui laporan pelanggaran data yang mempengaruhi British Airways dan bekerja dengan mitra untuk menilai tindakan terbaik."


Kejamnya Hacker

Ilustrasi, British Airways (Twitter)

Sebelumnya dalam laporan Kaspersky Lab, sepanjang 2017 ada 360.000 file jahat yang diluncurkan hacker dalam sehari.

Angka itu meningkat 11,5 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Justru, pada 2015 mengalami sedikit penurunan. Sayangnya hal ini tidak terus berlanjut justru jumlah file jahat yang terdeteksi setiap hari terus tumbuh selama dua tahun terakhir.

Jumlah file berbahaya yang terdeteksi setiap hari mencerminkan rata-rata dari aktivitas hacker yang terlibat dalam pembuatan dan penyebaran perangkat lunak jahat (malware).

Angka tersebut untuk pertama kalinya mulai dihitung pada 2011 yang mencapai 70.000.

Dan di tahun-tahun berikutnya tumbuh lima kali lipat, sedangkan data pada 2017 memperlihatkan pertumbuhan yang terus meningkat.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya