Liputan6.com, Medan - Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, perkembangan pembangunan program satu juta rumah telah mencapai 70 persen.
Sebelumnya, ia memang menargetkan pembangunan program satu juta rumah 2018 dapat meningkat dibanding tahun 2017.
"Hingga hari ini sudah 664 ribu rumah, bulan kemarin masih 500-an ya, jadi sudah hampir 70 persenan untuk program satu juta rumah," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, di Medan, seperti ditulis Minggu (9/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Oleh sebab itu, Khalawi berpendapat, dirinya optimistis pembangunan program satu juta rumah dapat rampung di akhir tahun ini. "Artinya masih ada 3 bulan lagi ya, yaitu Oktober, November dan Desember, jadi Insya Allah optimis akan tercapai 2018," papar dia.
Khalawi menambahkan, pemerintah kini tengah mengkaji kerja sama mengenai hunian untuk rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang harus dibangun pengembang agar mempercepat pembangunan program satu juta rumah.
"Kita nanti ada buat pilot project kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Ada 3 tempat seperti Bandung, Bogor, dan Palembang,” kata dia.
"Jadi misalnya pemerintah punya tanah kerja sama dengan swasta, swasta yang bangun rumah, tanah dari kita. Ini akan mendorong dengan komposisi tertentu untuk mempercepat pembangunan rumah MBR," tambah dia.
Tak hanya itu, Khalawi juga menekankan akan melibatkan pihak swasta untuk mempermudah skema anggaran MBR itu. "Kita akan coba available payment seperti swasta lebih dominan, bisa 60:40 atau 70:30," tutur dia.
Pemerintah Targetkan Capaian Program Sejuta Rumah Meningkat
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menargetkan, capaian program satu juta rumah pada 2018 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada 2017 capaiannya sebanyak 904.758 unit.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid mengatakan, capaian program satu juta rumah terus meningkat setiap tahun.
Pada 2015, capaian program satu juta rumah sebanyak 669.770 unit, 2016 sebanyak 805.169 unit dan pada 2017 904.758 unit.
"Untuk 2018, per 20 Agustus 2018 program satu juta rumah sudah mencapai 582.638 unit. Kami optimis karena masih punya waktu sekitar 4,5 bulan, insyaallah di akhir tahun mencapai satu juta rumah dengan proporsi 60-70 persen rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata Khalawi, di Jakarta, Sabtu 25 Agustus 2018.
Program sejuta rumah adalah adalah gerakan bersama oleh seluruh pemangku kepentingan bidang perumahan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang perumahan, Perbankan, swasta dan masyarakat untuk mengatasi backlog perumahan di Indonesia.
Khalawi mengungkapkan, tantangan pembangunan rumah MBR yakni terbatasnya lahan murah, khususnya di kota metropolitan.
Kementerian PUPR tengah mendorong terbentuknya land banking system dan konsepnya yang sedang dikaji oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR).
Pemerintah juga tengah membahas perubahan regulasi mengenai hunian berimbang, antara rumah menengah atas dan MBR yang harus dibangun pengembang untuk dapat mempercepat program satu juta rumah.
Selain itu, membangun rumah MBR di seluruh Indonesia seperti rumah susun (Rusun), rumah khusus (Rusus), bantuan stimulan rumah swadaya dan bantuan prasarana sarana dan utilitas (PSU) kepada pengembang yang membangun perumahan bersubsidi.
"Untuk program Rusus pada tahun 2018, lebih banyak dibangun di Indonesia wilayah timur yakni 60 persen dan 40 persen di wilayah barat," tutur Khalawi.
"Beberapa lokasi Rusus yang saya kunjungi, penerima manfaat mengutarakan bahwa adanya program Rusus, rumah yang mereka tempati menjadi lebih sehat, anak-anak bermain jadi enak. Program ini sangat diharapkan oleh masyarakat kita yang jauh di kampung-kampung," tambah Khalawi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement