Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla anjlok sembilan persen pada awal perdagangan usai dikabarkan pengunduran diri direksi. Ditambah sentimen negatif dari video aneh yang menunjukkan CEO Tesla Elon Musk yang mengisap ganja di acara podcast Joe Rogan.
Pada pembukaan perdagangan Jumat waktu setempat, saham Tesla sempat berada di posisi USD 260,10. Kemudian turun tujuh persen. Pada penutupan perdagangan, saham Tesla tergelincir enam persen. Hal itu menambah tekanan terhadap saham Tesla pada pekan ini. Selama sepekan, saham Tesla susut 11 persen.
Pada Kamis malam, Musk mengisap marijuana dan minum wiski selama penampilan podcast Joe Rogan. Hal itu memicu kekhawatiran terhadap penggunaan narkoba oleh Musk.
Baca Juga
Advertisement
Pada Jumat pagi, perseroan mengungkapkan Chief Accounting Officer, Dave Morton mengundurkan diri pada Selasa. Ia hanya berada di perusahaan itu dalam satu bulan.
"Sejak saya bergabung dengan Tesla pada 6 Agustus, tingkat perhatian publik yang ditempatkan perusahaan, serta kecepatan perusahaan, melampaui harapan. Akibatnya ini membuat saya pertimbangkan kembali masa depan," kata dia, seperti dikutip dari laman CNBC, Sabtu (8/9/2018).
Selain itu, pimpinan HRD perusahaan Gaby Toledano juga meninggalkan perseroan. Hal tersebut berdasarkan laporan Bloomberg.
Tak hanya itu, pada Jumat, VP Communication Tesla Sarah O’Brien juga merupakan hari terakhir bekerja di Tesla.
Pada awal pekan ini, Musk juga kembali muncul dengan konflik terhadap penjelajah gua yang bantu selamatkan tim sepak bola anak-anak di gua Thailand pada awal 2018.
Semua peristiwa itu hadir tepat satu bulan usai Musk keluarkan cuitan controversial mengenai pertimbangan untuk menjadikan Tesla perusahaan tertutup. Musk tawarkan harga USD 420. Ia pun klaim punya dana aman untuk rencana tersebut. Adapun saham Tesla turun 20 persen sejak penutupan perdagangan 7 Agustus 2018.
Gara-Gara Nangis, Investor Ingin Elon Musk Lengser
Sebelumnya, Dalam wawancara terbarunya belum lama ini, Elon Musk bertingkah seperti tak biasanya.
Sesi wawancaranya bersama The New York Times tersebut, dipenuhi momen emosional. Elon Muskcurhat tentang pekerjaannya sampai menitikkan air mata.
Tangisan Elon Musk, bukannya mengundang simpati, ternyata malah memicu kekhawatiran investor.
Kebanyakan investor meragukan kemampuan Elon Musk memimpin SpaceX dan Tesla setelah melihat dirinya menangis.
Kekhawatiran itu juga turut disampaikan Vice Chairman General Motors, Bob Luts. Menurutnya, Elon Musk sebaiknya mundur saja jadi CEO Tesla dan SpaceX jika memang tidak merasa kuat.
"Saya tidak menyangka kalau masih ada investor atau anggota jajaran independen yang masih menginginkannya sebagai CEO kalau sudah melihat apa yang ia lakukan belum lama ini," ujar Luts kepada CNBC, Senin 20 Agustus 2018.
Karenanya, Lutz menyarankan kepada jajaran petinggi Tesla dan SpaceX, serta para investor, untuk segera mencari sosok pengganti Elon Musk.
Namun demikian, lengsernya Elon Musk dari posisi CEO tak akan menyingkirkannya dari perusahaan, melainkan akan membuatnya mengisi posisi seperti advisor atau sekadar jajaran petinggi.
"Perusahaan butuh manajemen profesional untuk mengelola hal semacam ini," tandasnya.
Lutz sendiri memang dikenal sebagai figur yang sangat kritis dengan Tesla dan SpaceX. Dirinya sempat memprediksi perusahaan bisa sulit meraup untung ke depannya jika Elon Musk tak kunjung hengkang.
Seperti dikeahui, Elon Musk juga mengaku sangat lelah karena bekerja keras sampai 120 jam per minggu. Inilah yang membuatnya sangat emosional saat menceritakan kisahnya di Tesla dan SpaceX.
“Satu tahun terakhir benar-benar tahun yang sangat sulit da menyakitkan bagi karirku, ini sangat menyiksa,” lanjutnya.
Elon Musk juga mengungkap pada 28 Juni lalu saat dirinya berulang tahun, ia malah tetap bekerja tanpa henti sepanjang malam, tidak ditemani siapa-siapa.
Ia pun harus memakai obat penenang agar bisa tidur jika sudah bekerja semalaman. “Aku harus pakai obat tidur atau obat penenang,” imbuhnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement