Pemerintah dan Relawan Fokus Pulihkan Kegiatan Sekolah di NTB Pasca Gempa

Kemendikbud bersama dinas pendidikan kabupaten/kota di NTB, melakukan pendataan guru terdampak gempa, untuk selanjutnya akan diberikan tunjangan khusus.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2018, 10:23 WIB
siswa-siswi SDN 02 Rakam, Lombok Timur, belajar di dalam tenda. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong pemulihan sekolah usai berakhirnya status tanggap darurat bencana gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) agar anak-anak bisa belajar kembali seperti biasa.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso mengatakan, upaya menghadirkan kembali kegiatan belajar mengajar melalui kelas-kelas sementara dilakukan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.

"Saat ini, tercatat sekitar 20 lembaga nonpemerintah dengan ratusan relawan bergotong royong dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Fokusnya memulihkan kondisi sekolah dan kondisi warga belajar," kata Ari di Mataram, Minggu (9/9/2018) seperti dilansir dari Antara.

Ari mengatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, juga memimpin apel Gerakan Kembali Sekolah di alun-alun Bumi Gora, kantor Gubernur NTB, Kota Mataram, Minggu (9/9/2018).

Perwakilan lembaga/komunitas, guru, siswa, dan pemerintah daerah akan ikut dalam apel tersebut.

"Pak Menteri akan memberikan secara langsung dana bantuan atau tunjangan khusus bagi para guru terdampak gempa Lombok," ujarnya.

Ia menyebutkan tunjangan tersebut diberikan kepada 5.000 orang guru terdampak gempa di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Mataram.


Pendataan Guru

Sebelumnya, Kemendikbud bersama dinas pendidikan kabupaten/kota di NTB, melakukan pendataan guru terdampak gempa, untuk selanjutnya akan diberikan tunjangan khusus.

"Jumlahnya sekitar Rp2 juta per bulan untuk non-PNS, dan Rp1,5 juta per bulan untuk PNS. Tunjangan khusus ini diberikan selama enam bulan," ucapnya.

Ari menambahkan, dalam masa tanggap darurat yang berakhir pada 25 Agustus, Kemendikbud telah mendirikan 112 tenda yang menjadi kelas-kelas sementara di berbagai wilayah Lombok.

Selain itu, tercatat sebanyak 5.000 paket baju seragam dan perlengkapan sekolah telah dibagikan melalui Posko Pendidikan.

Layanan psikososial dan psikoedukasi, serta trauma healing diberikan kepada warga belajar. Segera, Kemendikbud juga akan menggulirkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) khusus siswa korban gempa Lombok.

Ia menyebutkan, total bantuan yang disiapkan Kemendikbud untuk pemulihan NTB pascabencana gempa sebesar Rp 258 miliar.

"Alokasi anggaran optimalisasi tersebut dijelaskan Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR pada 29 Agustus," kata Ari.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya