Liputan6.com, Jakarta Melamahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika tidak selalu berdampak negatif. Perajin rotan asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo justru ketiban untung. Keuntungan didapat karena sebagian besar produksi rotan dijual dengan sasaran pasar ekspor ke sejumlah negara dan transaksi penjualanya dibayar menggunakan mata uang dolar AS.
Suryanto, Pengurus Paguyuban Perajin Rotan Trangsan, Minggu (9/9/2018) mengatakan, perajin rotan Trangsan, Gatak sedang menikmati keuntungan dengan kondisi ekonomi yang terjadi sekarang di Indonesia. Sejak hampir satu bulan ada peningkatan keuntungan sebesar 10 sampai 15 persen dibandingkan sebelumnya dari hasil penjualan berbagai produk rotan dengan sasaran pasar ekspor.
Keuntungan tersebut didapat perajin setelah semua hasil produksinya laku terjual di luar negeri. Perajin mendapatkan pembayaran berupa mata uang Dolar AS dan sangat menguntungkan perajin. Sebab posisi sekarang nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah mengalami peningkatan.
Baca Juga
Advertisement
Simak berita menarik Krjogja.com lainnya di sini.
Ekspor ke Luar Negeri
Sejumlah negara jadi tujuan ekspor hasil produksi rotan dari perajin asal Trangsan, Gatak. Negara tersebut seperti, AS, Perancis, Belgia, Australia. Selain itu juga ada beberapa negara lain di Amerika Latin dan Arab.
"Momen seperti ini memang disatu sisi membuat untung perajin rotan dengan sasaran pasar ekspor. Sebelum ini dulu perajin juga pernah merasakan momen serupa saat krisis ekonomi Tahun 1997/1998," ujar Suryanto.
Keuntungan yang didapat membuat perajin rotan asal Trangsan, Gatak menjadi lebih bersamangat dalam berproduksi. Sebab selain karena terpengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS juga dipengaruhi tingginya permintaan pasar luar negeri.
Pesanan dari pembeli asing sekarang mengalami peningkatan signifikan.
Pembeli luar negeri sekarang memiliki daya beli sangat tinggi karena diuntungkan dengan situasi pertukaran mata uang. Nilai Dolar AS yang naik terhadap rupiah membuat ekspor produk rotan asal Trangsan, Gatak juga mengalami kenaikan.
"Perajin juga terus mengembangkan produk yang dihasilkan dalam berbagai bentuk. Rotan tidak hanya diolah jadi kursi dan meja saja tapi perajin harus pandai berinovasi membuat produk dan terobosan membuka pasar ekspor ke negara lain," lanjutnya.
Kepala Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Sriyana mengatakan, seratusan perajin rotan asal Trangsan, Gatak memang lebih mengutamakan penjualan produk untuk pasar ekspor. Hal tersebut sudah menjadi tradisi tahunan dan terus dijaga sampai sekarang.
Meski demikian perajin juga tetap mengincar pasar lokal dan nasional untuk meningkatkan penjualannya. (Mam/KrJogja)
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement