Liputan6.com, New York - Naomi Osaka mencatatkan sejarah di AS Terbuka. Dia menjadi petenis Jepang pertama yang memenangkan Grand Slam. Tapi Osaka malah galau.
Pada Minggu (9/9/2018), Osaka mengalahkan Serena Williams pada final AS Terbuka. Osaka menang 6-2 dan 6-4.
Baca Juga
Advertisement
Di pertandingan ini, Serena mendapat peringatan karena melanggar aturan (code violation) setelah mendapat instruksi dari pelatihnya.
Wasit yang memimpin pertandingan, Carlos Ramos geram melihat pelatih Serena, Patrick Mouratoglou memberikan sinyal-sinyal kepada juara Grand Slam sebanyak 23 kali itu.
Meski menang, Naomi merasa sedih. Pasalnya, dia dianggap penonton mendapat kemenangan di AS Terbuka atas Serena karena bantuan dari wasit.
"Saya merasa sangat emosional. Saya merasa sedikit bahagia dan sedih secara bersamaan. Saya merasa inilah momen yang tepat untuk menangis," ujar Naomi, dikutip dari media Jepang, Kyodo News.
Kekecewaan Penonton
Dia menyadari, Serena sangat inginkan menjadi juara di AS Terbuka. Naomi juga paham kekecewaan penonton setelah petenis kebanggaan mereka takluk di New York.
"Saya tahu jika dia ingin sekali mendapatkan gelar Grand Slam ke-24. Semua orang tahu itu. Bahkan ada di berbagai iklan di mana-mana," ucapnya.
Naomi melanjutkan, sebelum pertandingan dia merasa galau. Pasalnya, petenis berusia 20 tahun itu sangat mengidolakan Serena.
"Saat saya memasuki lapangan, semuanya menjadi berbeda. Saya bukan soerang fans Serena lagi di pertandingan itu," katanya.
Advertisement
Seperti Bocah
Terlepas dari semua kontroversi yang berjalan selama pertandingan, Naomi sangat menghormati Serena. Bahkan, ketika Serena memberikan pelukan, Naomi merasa seperti anak kecil.
"Dia bermain sangat bagus. Dia sangat layak untuk mendapat perhatian dan kemenangan. Ketika dia memeluk saya di net, saya seperti seorang bocah," ucap Naomi mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini: