Lubang Raksasa di Sawah Warga Sukabumi Akibat Terowongan Air Bawah Tanah

Tim peneliti dari ESDM meninjau langsung kondisi lubang raksasa di tengah sawah warga Sukabumi. Mereka menemukan terowongan air sepanjang 50 meter di bawah tanah.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Sep 2018, 11:30 WIB
Tim PATGTL Kementerian ESDM meninjau langsung amblesan tanah di Sukabumi. (Dok. Tim PATGTL/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Tim peneliti dari Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau langsung lubang raksasa yang mendadak muncul di sawah warga di Kampung Legoknyenang RT 5 RW 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tim PATGTL yang terdiri dari Rustam, Tantan Hidayat, dan Gin Gin Gunawan itu merinci, lokasi lubang raksasa berada pada koordinat 106° 54’ 53,34” BT, 6° 52’ 25,66” LS.

"Lubang amblesan berbentuk oval dengan dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, dengan kedalaman 6 meter. Elevasi permukaan tanah lokasi amblesan 774,3 mdpl," kata Pejabat Fungsional Perekayasa PATGTL, Rustam kepada Liputan6.com, Minggu, 9 September 2018.

Lokasi titik lubang raksasa terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air. Terowongan tersebut berukuran panjang sekitar 50 meter, dengan mulut outlet terowongan tinggi 3,2 meter dan lebar 2,5 meter.

Terowongan itu melintas dari arah barat laut menuju tenggara, yaitu Sungai Cigalunggung, kedalaman pada ujung barat laut (tempat masuknya air) 6 meter. Sedangkan, kedalaman pada ujung tenggara sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah.

"Dengan adanya amblesan ini, aliran air pada terowongan tanah tersebut agak tertahan, sehingga terjadi genangan pada ujung barat laut tempat masuknya air," paparnya.

Lokasi amblesan yang terletak pada lereng selatan bagian bawah Gunung Gede tersebut berelevasi 774,3 mdpl, dengan kemiringan lereng sekitar 15 persen. Lokasi tersebut merupakan lahan persawahan produktif.

"Berdasarkan pengamatan di lapangan lokasi kejadian berada pada tanah lapukan batuan gunungapi berupa pasir tufaan, dengan karakteristik tanah lapuk berwarna kuning kecoklatan, kurang padu, agak gembur, karena penggunaan lahan di atasnya berupa sawah, maka tanah tersebut jenuh air," paparnya.

Simak video pilihan berikut ini:


Disebabkan Adanya Terowongan Tanah

Tim PATGTL Kementerian ESDM meninjau langsung amblesan tanah di Sukabumi. (Dok. Tim PATGTL/Huyogo Simbolon)

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kata Rustam, penyebab terjadinya lubang raksasa adalah terowongan tanah yang melintas tepat di bawah lubang amblesan.

Dinding dan atap terowongan tanah tersebut sedikit demi sedikit tergerus oleh aliran air. Hal itu menyebabkan rongga bawah tanah yang ada semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah di atasnya yang bertambah tingkat kejenuhan tanahnya akibat mulai turunnya hujan.

Untuk itu, pihaknya menyarankan perlu pembersihan sumbatan tanah amblesan dan sampah pada terowongan agar aliran air pada terowongan tetap terjaga. Dengan begitu, tidak terjadi akumulasi dan luapan air pada bagian tempat masuknya air.

Selain itu, perlu adanya penguatan pada dinding dan atap sepanjang terowongan tanah tersebut, agar tanah di atasnya tetap stabil.

"Memasuki musim hujan ini masyarakat sekitar agar tetap berhati-hati, karena kemungkinan terjadinya amblesan masih dapat terjadi. Sehingga pemasangan police line yang selama ini sudah dilakukan, perlu ditambahkan papan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan dinding amblesan yang terbentuk," tegasnya.

Ia menambahkan, masyarakat agar tetap waspada terhadap amblesan tanah, tapi tetap tidak panik dengan pemberitaan yang ada.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya