Jangan Hisap Rokok atau Vape di Dalam Mobil, Ini Alasannya

Dengan vaping dalam keadaan jendela tertutup juga dapat membuat kaca mobil Anda berkabut. Hal ini disebabkan karena residu dari uap yang dihasilkan vape menempel pada kaca mobil.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 10 Sep 2018, 10:09 WIB
Ilustrasi Vaping di dalam mobil. (Daily Express)

Liputan6.com, Jakarta - Rokok jenis elektrik atau biasa disebut vape kini semakin banyak dipakai kaum urban. Mereka menganggap, vape atau vaping, tidak berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan rokok kretek yang hingga saat ini jamak ditemukan toko.

Hanya saja, merokok kretek atau vape akan sangat berbahaya jika dilakukan di dalam mobil.

Seperti dilansir Hyundai Indonesia, asap atau uap yang dihasilkan vape cukup tebal. Meskipun asap atau uap ini cepat menghilang, namun tetap saja bisa mengurangi konsentrasi saat menyetir.

Seperti diketahui kehilangan konsentrasi ketika mengemudi berisiko mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Hal ini karena visibilitas pengemudi akan terganggu oleh asap atau uap yang dihasilkan vape.

Vaping memang hanya menghasilkan asap atau uap saja. Akan tetapi, kaca jendela harus dibuka. Tentunya agar ada sirkulasi udara yang masuk. Dengan begitu, asap atau uap yang dihasilkan akan lebih cepat menghilang.

Dengan vaping dalam keadaan jendela tertutup juga dapat membuat kaca mobil Anda berkabut. Hal ini disebabkan karena residu dari uap yang dihasilkan vape menempel pada kaca mobil.

Sementara itu, untuk rokok kretek, pengemudi wajib membuka kaca jendela untuk membuang abu rokok. Ketika membuang asap atau abu rokok ini jelas juga sangat berbahaya  bagi pengendara di belakang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dengerin Lagu Saat Nyetir Bisa Pengaruhi Gaya Berkendara, Benarkah?

Ilustrasi mendengarkan musik sambil mengemudi. (Music In Africa)

Sebagian pengemudi memilih berkendara sembari mendengarkan musik.  Hal ini dilakukan agar nyaman dan terasa ada yang menemani saat diperjalanan.

Bahkan tak sedikit dari mereka menyimpan lagu-lagu hits atau terfavorit yang terintegrasi melalui smartphone atau perangkat lainnya.

Tetapi tahukah Anda, jenis musik dapat mempengaruhi cara mengemudi. Detak jantung dapat dipengaruhi beat musik yang didengar. Demikian dilansir Fimale.

Beberapa studi yang dilakukan dengan memonitor detak jantung seseorang saat mengemudi sambil mendengarkan berbagai jenis musik dianggap memiliki tempo yang berbeda.

Bahkan saat dideteksi, detak jantung pengemudi cenderung kurang stabil dibandingkan dengan pengemudi yang hanya mendengar satu jenis musik saja.

Sementara itu, Psikolog dari London University, Dr. Simon Moore, mengatakan, musik yang ideal saat mengemudi adalah musik yang memiliki tempo serupa dengan detak jantung.

Tempo yang serupa dengan detak jantung adalah sekitar 60 hingga 80 ketukan per menit. Hal itu terjadi karena musik dengan ketukan cepat justru akan meningkatkan konsentrasi pengemudi pada musik yang didengar.

Sedangkan pengemudi yang memutar musik bertempo 120 hingga 140 ketuk per menit, yang sebagian besar dimiliki oleh musik jenis rock, heavy metal, hip hop dan techno, memiliki kemungkinan lebih besar berkendara dengan cara yang lebih agresif.

Biasanya secara tidak sadar pengemudi cenderung mempercepat laju kendaraan mengikuti ketukan lagu. Begitu pula dalam bermanuver.

 


Volume Musik

Sementara itu, mendengarkan musik yang tidak disukai dapat menyebabkan stres dan distraksi yang memberikan pengaruh negatif pada pengemudi seperti mengantuk.

Kecenderungan mengantuk itu juga bisa ditimbulkan oleh jenis musik slow baik dengan vokalis maupun instrumental, Fimelova.

Tak hanya itu, volume music juga ternyata cukup diperhatikan. Volume memang tidak berpengaruh pada meningkatnya kecepatan, tetapi tanpa disadari konsentrasi pengemudi dapat terpecah.

Saat berkendara, suara-suara di luar kabin yang memberi isyarat seperti klakson atau sirine harus kamu ketahui. Memutar musik dengan volume keras akan menutupi masuknya suara dari luar kabin.

Saat memutar musik, gunakan sekitar 30 – 40 persen volume dari rentang volume yang disediakan head unit. Rentang itu masih dalam tahap wajar dan Anda masih bisa mendengar suara dari luar kabin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya