New York - Petenis wanita Jepang, Naomi Osaka, mengguncang dunia setelah menjuarai Grand Slam US Open (Amerika Serikat Terbuka) 2018, Sabtu (8/9/2018). Naomi menjadi petenis pertama Jepang yang menjadi juara Grand Slam.
Naomi memulai perjalanan saat menghadapi Laura Siegemund dari Jerman. Berstatus unggulan ke-20, petenis berusia 20 tahun itu menyudahi perlawanan Laura dengan dua set langsung, 6-3 dan 6-2.
Advertisement
Pada putaran kedua, Naomi tidak mengeluarkan banyak keringat ketika menghentikan langkah petenis Israel, Julia Glushko, 6-0 dan 6-0. Pada dua babak selanjutnya, Naomi mengalahkan dua wakil Belarusia, Aliaksandra Sasnovich dan Aryna Sabalenka.
Keberuntungan memang mengaungi Naomi selama berkiprah di US Open 2018. Pada perempat final, Naomi pun menjadi satu-satunya petenis yang tidak berhadapan dengan pemain unggulan. Dia menghadapi Lesia Tsurenko dari Ukraina dan menang dua set langsung, 6-1 dan 6-1.
Tantangan berat baru menghadang Naomi pada semifinal. Naomi berhadapan dengan petenis tuan rumah, Madison Keys. Pada tahun lalu, Madison merupakan finalis yang dikalahkan Sloane Stephens.
Meski demikian, Naomi dengan percaya diri mampu tampil baik. Dia meraih tiket ke final melalui kemenangan dua set langsung, 6-2 dan 6-4.
Di final, Naomi sudah ditunggu petenis wanita terbaik sepanjang masa, Serena Williams. Bak langit dan bumi, Naomi yang belum sekalipun menggenggam titel bergengsi harus berhadapan dengan idolanya sekaligus peraih 23 gelar Grand Slam.
Meski tidak diunggulkan, Naomi terbukti bisa tampil lebih baik. Tanpa kesulitan Naomi menang 6-2 dan 6-4, sekaligus mengangkat trofi Grand Slam pertamanya.
"Saya mengerti para penonton lebih mendukung Serena Williams. Tetapi maaf, semua berakhir seperti ini. Saya ingin berterima kasih kepada yang menonton pertandingan ini. Sebuah mimpi bisa bermain melawan Serena di final US Open," kata Naomi.
Keturunan Jepang-Haiti
Naomi sebenarnya tidak murni berdarah Jepang. Dia hanya mewarisi darah Jepang dari ibunya, Tamaki Osaka. Sementara itu, ayahnya asli dari Haiti, Leonard Francois.
Tidak ayal, kulit Naomi lebih gelap ketimbang orang asli Jepang. Namun, sang ayah yang mengenalkan Naomi ke dunia tenis saat memboyong seluruh keluarganya menuju Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam, Naomi kecil pernah menimba ilmu di dua akademi tenis terkenal, Florida Tennis SBT Academy dan ProWorld Tennis Academy. Saat di Florida Tennis SBT Academy, dia dilatih mantan petenis Harold Solomon, yang juga pernah menangani beberapa petenis besar seperti Jennifer Capriati, Eugenie Bouchard, Anna Kournikova, ataupun Monica Seles.
Naomi mengawali karier profesional pada 2013. Akan tetapi, prestasinya di sektor tunggal maupun ganda (bersama kakaknya, Mari) tidak terlalu bagus.
Perubahan karier Naomi langsung meningkat setelah ditangani pelatih Aleksander Bajin pada 2018. Pada Maret 2018, memenangi gelar WTA pertamanya dengan menjuarai BNP Paribas Open di Indian Wells.
Tak lama setelah itu, atau tepatnya 8 September 2018, Naomi mengguncang dunia. Mantan petenis wanita nomor satu dunia dan juga peraih titel Grand Slam terbanyak sepanjang sejarah, Serena Williams, ditaklukkan Naomi pada final US Open.
Dengan usia baru menginjak 20 tahun, Naomi masih memiliki karier panjang di dunia tenis. Bahkan, masih ada tiga titel Grand Slam yang belum direbut Naomi, Australia Open, French Open, dan tentu saja Wimbledon.
Sumber: Berbagai sumber
Advertisement