Tanpa Kontraktor, Kementerian PUPR Kebut Bangun Rumah di Lombok

Untuk pembangunan perumahan di Lombok konsepnya swakelola dengan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak).

oleh Merdeka.com diperbarui 10 Sep 2018, 15:14 WIB
Warga korban gempa Lombok di pengungsian mengikuti HUT ke-73 RI (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya mempercepat proses pemulihan paska gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu proyek besar adalah membangun kembali rumah masyarakat yang rusak.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga saat ini tercatat 167.961 rumah warga rusak berat. Dari jumlah tersebut, 32 ribu di antaranya sudah diverifikasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono mengatakan, pembangunan rumah akan dilakukan sendiri oleh warga bersama tim gabungan yang sudah disiapkan oleh Kementerian PUPR.

"Untuk pembangunan perumahan ini konsepnya swakelola dengan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak)," kata dia dalam rapat penanganan gempa bumi NTB, di DPR RI, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Dengan demikian, masyarakat akan terlibat aktif dalam pembangunan rumahnya sendiri, sehingga pembangunan rumah diyakini lebih cepat daripada dikerjakan kontraktor. "Jadi, tidak ada kontraktor untuk pembangunan rumah itu," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, mengatakan tercatat 542 korban meninggal dunia akibat gempa bumi.

"Dari jumlah tersebut, korban meninggal terbesar berada di Lombok Utara yakni sekitar 82,8 persen," kata Willem.

Sementara untuk korban luka-luka tercatat 1.584 jiwa mengalami luka-luka. Angka korban luka-luka terbesar berada di Lombok Utara yakni sekitar 52 persen.

"Selain itu sebanyak 214 infrastruktur terdampak (gempa bumi). Persentase kerusakan 8 persen jembatan, paling besar 44 persen adalah spam ipal irigasi. Total kerusakan pendidikan 1.194. Masjid yang mengalami kerusakan, sebanyak 630," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Akan Perbaiki 80 Ribu Rumah Korban Gempa Lombok Selama 6 Bulan

Presiden Jokowi memantau bangunan sekolah yang rusak akibat gempa Lombok (Biro Pers Setpres)

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah memberikan target untuk pemulihan bangunan pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setidaknya ada sekitar 80 ribu rumah yang akan segera diselesaikan pembangunannya dalam jangka waktu enam bulan ke depan.

"Ketika para korban kembali ke rumah masing-masing, rumah itu kan sedang disiapkan konstruksinya oleh KemenPUPR. Insyaallah dalam waktu enam bulan bisa selesai seluruh bangunan konstruksinya. Sekitar 80 ribu rumah itu kita tinggal menunggu verifikasi dari kepala daerah," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

"Sedang bangunan lain yang berkaitan dengan fasilitas sosial itu kami targetkan setahun. Seperti masjid, sekolah, rumah sakit," ucap dia.

Agus juga menjelaskan, saat ini pemerintah juga fokus menangani trauma psikis bagi para korban gempa Lombok. Setidaknya ada 90 pendamping layanan kejiwaan yang disebar pada 12 titik wilayah korban gempa.

"Rehab sosial itu fokusnya pada program-program trauma healing dan sudah dipersiapkan sekitar 90 pendamping layanan psikologi sosial yang sudah kami sebar di sekitar 12 titik di seluruh NTB, Lombok dan Sumbawa," ucap Agus.

Sebelumnya, Kepala Sub-Tanggap Darurat Bencana Palang Merah Indonesia (PMI), Ridwan Sobri Carman, mengatakan pemulihan psikologis para korban gempa di Lombok, NTB masih diperlukan. Sebab, banyak korban trauma akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Perlu dilakukan sangat masif. Karena katakanlah yang masih utuh seperti kita normal saja masih takut untuk masuk ke rumahnya," kata Ridwan di dalam sebuah diskusi bertajuk "Lombok Status Bencana dan Kita" di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2018).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya