Mengenal Jalur Cikidang, Jalan Tengkorak Menuju Palabuhanratu di Sukabumi

Walau berbahaya, sopir bus sering kucing-kucingan melewati Jalur Cikidang demi mencapai Palabuhanratu di Sukabumi.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 12 Sep 2018, 03:02 WIB
Walau berbahaya, sopir bus sering kucing-kucingan melewati Jalur Cikidang demi mencapai Palabuhanratu di Sukabumi. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Liputan6.com, Sukabumi - Kecelakaan maut yang menimpa bus wisata di turunan leter S, Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merenggut nyawa 21 orang, Sabtu, 8 September 2018. Kecelakaan itu terjadi tak lebih dari 12 jam, setelah kecelakaan menimpa Bus Lemhanas yang terjun ke jurang di Cisarakan, masih di akses jalur Cikidang. Satu orang meninggal dunia dalam peristiwa itu.

Jalur Cikidang adalah akses jalan alternatif yang banyak dilalui mobil-mobil pribadi dari arah Jakarta menuju sejumlah tempat wisata. Salah satunya adalah Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik Kurohman menyebut jalur Cikidang sebagai salah satu akses jalan rawan kecelakaan di Jawa Barat. Jalur Cikidang membentang sekitar 42 kilometer, menghubungkan Kecamatan Cibadak dan Palabuhanratu.

"Geometrik jalannya itu ada tikungan, tanjakan, turunan. Juga banyak jurang serta tebing di sepanjang jalan," kata Dedi kepada Liputan6.com, Senin, 10 September 2018.

Di beberapa ruas, kemiringan jalan ada yang mencapai 25 persen. Banyak turunan dan tanjakan curam, kemiringannya 25-30 derajat.

Menurut Dedi, infrastruktur jalan Cikidang mulai diperbaiki pada 2000-an, hingga kini kondisi aspal jalannya terbilang bagus. Meski berbahaya, tak banyak titik-titik kemacetan di jalur ini.

Tak heran bila wisatawan dari arah Jakarta yang hendak mengarah ke Palabuhanratu, lebih memilih melintasi Jalur Cikidang.

"Ini adalah jalur alternatif dari Cibadak menuju Palabuhanratu. Lebih dekat sekitar 38 kilometer, dibandingkan jika harus lewat Kota Sukabumi. Makanya keberminatan pengendaranya tinggi," tutur Dedi.

Dedi mengatakan, lebar jalan di Jalur Cikidang terbilang fluktuatif. Di beberapa ruas lebarnya hanya 6 meter, ada pula yang 9 meter. Kendaraan yang boleh melintas pun dibatasi.

"Seharusnya jalan mungkin lebih lebar, bisa 9-10 meter. Sebenarnya bukan hanya bus besar yang tidak boleh melintas, bus 3/4 yang bannya double juga enggak boleh. Tapi, banyak pengendara yang kucing-kucingan sama petugas," imbuh Dedi.

 

 


Besi Pembatas Jalan Banyak Dicuri

Bangkai bus maut Jakarta Wisata Transport berhasil diangkat dari jurang menggunakan derek di jalur alternatif Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (9/9). Akibat kecelakaan bus masuk jurang tersebut, 21 orang dinyatakan tewas. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Pasca-kecelakaan bus maut, pemerintah mengevaluasi faktor keamanan jalan di Jalur Cikidang. Koordinasi lintas sektor dilakukan antara Kementerian Perhubungan, Kepolisian, dan Dinas Perhubungan daerah.

Dedi mengatakan, dari evaluasi tersebut diketahui sejumlah kendala keamanan di Jalur Cikidang. Salah satunya adalah minimnya guard rail atau pagar pengaman jalan.

"Ada beberapa guard rail kebanyakan dicolong. Ada yang rusak akibat ditabrang dan hilang begitu saja. Nanti akan kami bikin guard rail permanen dari beton," kata Dedi.

Selain guard rail, pemerintah juga akan menambah sarana kemanan jalan raya lainnya. Yakni petunjuk arah, rambu peringatan, serta penerangan jalan umum.

"Hasil pembahasan kemarin, semuanya itu disepakati. Akan dipasang segera," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya