Liputan6.com, Jakarta - Di dunia kerja, tidak semua karyawan bisa bebas ketika jam kerja selesai. Ada jenis-jenis pekerjaan yang memberikan "pekerjaan rumah" bagi pegawai mereka.
Ada beberapa industri yang terkenal memberikan PR, sebut saja pemasaran. Jadi pulang ke rumah pun tidak berarti bisa langsung bebas dari tanggung jawab pekerjaan.
Baca Juga
Advertisement
Hasil tersebut ditemukan lewat studi dari SimplyHired yang memberi survei pada 1.000 pegawai. Dilansir dari The Ladders, berikut daftar jenis kerja yang paling banyak memberikan PR.
1. Pemasaran dan Periklanan (86,7 persen)
2. Pendidikan (76,2 persen)
3. Keuangan dan Asuransi (75 persen)
4. Layanan Informasi dan Pengelolaan Data (74,5 persen)
5. Teknologi (73,6 persen)
Industri periklanan ternyata sudah terkenal menuntut pekerjaan panjang dari pegawainya. Terdapat 86,7 persen pegawai periklanan yang membawa pekerjaanya ke rumah.
Orang-orang di industri kreatif tercatat menghabiskan 8,2 jam per minggu untuk terus bekerja di luar jam kerja. Tentunya, terkadang ada orang yang menikmati itu, namun tentunya hal itu tidaklah sehat.
Sebab, produktivitas menurun tajam setelah bekerja melewati 65 jam per minggu. Para bos pun perlu sadar bahwa pegawai mesti rehat agar pekerjaan selesai dengan baik.
Namun, mereka yang bekerja di industri seni, hiburan, dan rekreasi ternyata adalah yang paling lama menghabiskan waktu kerja di rumah. Tercatat, mereka menghabiskan waktu kerja di rumah selama 8,2 jam tiap minggunya, diikuti oleh mereka di industri layanan informasi dan pengelolaan data.
6 Cara untuk Putuskan Arah Karier yang Tepat
Ketika Anda diterima saat melamar kerja atau harus resign dari pekerjaan yang tengah ditekuni sekarang, Anda pasti akan memiliki hari-hari dimana harus menghadapi dengan pilihan karier yang sulit.
Itu merupakan situasi yang menentukan yang akan membantu Anda untuk tumbuh dan berkembang baik pada tingkat profesional maupun pribadi. Apakah Anda sedang mempertimbangkan untuk resign dari pekerjaan atau sedang memikirkan untuk cuti dalam waktu dekat?
Dikutip dari JobStreet, berikut 6 hal yang harus dilakukan untuk membantu mempertimbangkan proses pengambilan keputusan:
1. Mulai dengan mengapa?
Memiliki kejelasan mengapa Anda mengambil keputusan merupakan cara yang baik untuk mengingatkan diri tentang sebuah prioritas. Sangat mudah untuk terganggu oleh pertanyaan di sekitar kita. Itulah mengapa penting untuk mengingatkan diri tentang tujuan.
Apakah tujuan Anda melamar di lowongan pekerjaan tersebut, apakah resign adalah yang diinginkan, apakah karier memang akan melesat jika pindah atau karena alasan lain?
Mengetahui jawaban atas pertanyaan ini akan membantumu tetap obyektif dalam menimbang pilihan-pilihan yang ada.
2. Tanyakan pada diri sendiri hal terburuk yang bisa terjadi
Alasan utama mengapa banyak dari kita takut membuat perubahan, atau takut mengikuti keyakinan, adalah karena ketidakpastian yang menyertainya.
Apakah pekerjaan baru lebih baik dari pekerjaan kita saat ini? Apakah perubahan karier terlalu berisiko pada usia kita?
Anda dapat menyiksa diri dengan semua yang bisa dipikirkan, tetapi fakta sederhananya tetap: Kita tidak akan tahu sampai kita mencobanya.
Mungkin pertanyaan yang lebih relevan untuk ditanyakan adalah: "Apa hal terburuk yang bisa terjadi?"
Skenario terburuk biasanya tidak seburuk yang kita pikirkan. Tentu saja ini bukan akhir dari dunia, itu pasti.
Advertisement
3. Fokus pada gambaran besar
Sangat mudah untuk terganggu rasa takut akan perubahan dan ketidakpastian yang menyertainya, itulah sebabnya sangat penting untuk tetap fokus pada gambaran besar, yaitu tujuan yang mendorong perubahan ini.
Setiap kali merasa tekad Anda mulai goyah, ingatkan diri tentang gambaran besarnya dan fokuslah pada hal itu.
4. Mintalah saran yang obyektif
Menebak-nebak adalah hal yang wajar, Ini merupakan tanda bahwa kamu mengakui mungkin saja jalan yang dipilih bukanlah pilihan terbaik. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah meminta saran obyektif dari orang-orang yang dapat dipercaya.
Mintalah teman dekat atau anggota keluargamu yang tahu dapat tetap objektif tentang masalah ini dan berbagi perspektif netral.
Hal itu sangat membantu untuk mendapatkan perspektif yang berbeda, terutama sudut pandang dari orang lain.
5. Ikuti naluri
Seringkali ketika kita mendengarkan insting meskipun tidak memiliki alasan logis untuk melakukannya, sering kali itu adalah keputusan yang tepat. Jika sesuatu “hanya terasa benar”, atau kita mendapatkan petunjuk yang tidak dapat dijelaskan artinya, ada kemungkinan besar itu adalah intuisimu yang memberikan sinyal.
6. Anggap perubahan sebagai tantangan
Jika gagasan membuat perubahan atau mengambil risiko membuat Anda tidak nyaman, anggaplah hal itu sebagai tantangan untuk keluar dari zona nyaman. Ketika kita menghadapi tantangan maka kita akan tumbuh dan berkembang, dengan lebih dari satu cara.
Hal itu hanya terlihat sulit sampai kita belajar bagaimana menyelesaikan hambatan itu. Beberapa hal tidak seburuk kelihatannya.
Pikiran kita mungkin membuat hal-hal tampak jauh lebih buruk daripada kenyataannya, sebagai cara untuk menolak perubahan yang mendatangkan kegagalan, tetapi seperti kata pepatah "Hari esok akan lebih baik."
Hal-hal mungkin tidak tampak cerah sekarang, tetapi pada saatnya nanti.
Mengambil risiko yang diperhitungkan selalu merupakan langkah yang baik dan merupakan bagian besar dari pertumbuhan dan pembelajaran.
Membuat pilihan karier yang sulit adalah bagian yang tak terelakkan dari permainan yang disebut hidup. Anda hanya perlu beradaptasi dengan kesulitan itu, mengakhirinya, dan keluar sebagai pemenang.
Advertisement