Stunting dan Ancaman Hilangnya Satu Generasi

Anak dengan stunting atau gizi buruk akan memiliki masalah dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan.

oleh Anri Syaiful diperbarui 11 Sep 2018, 09:12 WIB
Banner Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Istilah stunting mungkin belum akrab terdengar di tengah masyarakat. Namun, bahaya stunting jelas tidak main-main. Betapa tidak, anak dengan gizi buruk tersebut akan memiliki masalah dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan.

"Pertumbuhan anak yang terhambat sering dianggap sebagai faktor keturunan saja, sehingga diabaikan," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti, Kamis, 9 Agustus 2018.

Bahkan, stunting dapat menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa depan jika tidak segera dicegah. "Indonesia akan melewatkan masa bonus demografi hingga tahun 2030 dengan tidak optimal karena tidak dapat menciptakan generasi emas Indonesia," imbuh Niken.

Bagaimana bahaya, pemicu, dan penanganan terhadap stunting? Simak Infografis berikut ini:

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Kenapa Orang Kaya Kena?

Ilustraasi foto Liputan 6

Kurang gizi kronis (berlangsung lama) pada anak atau stunting bukan cuma masalah keluarga miskin. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan RI sekitar 29 persen anak stunting berasal dari keluarga kaya.

"Jadi stunting bukan hanya berasosiasi dengan kemiskinan saja, yang kaya juga. Ini berarti ada persoalan pada perilaku dan prioritas," kata Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting MCA-Indonesia, Iing Mursalim di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.


Kerdil Fisik dan Otak

Ilustraasi foto Liputan 6

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK menilai stunting di Indonesia belum sepenuhnya teratasi.

"Stunting itu kerdil fisik dan otak. Ya, pada umumnya anak yang stunting itu (bertubuh) kerdil. Memang begitu adanya, jangan menyembunyikan kenyataan," ujar JK di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.

Penggunaan kata 'kerdil' menurut JK untuk mempermudah penyebutan dan pemahaman. "Ada juga calon gubernur di suatu daerah malah tidak tahu soal stunting. Tidak tahu apa itu stunting. Saat disebut 'kerdil' baru tahu," cetus JK.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya