Liputan6.com, Jakarta - Terpidana kasus ujaran kebencian, Buni Yani, hampir dipastikan masuk ke dalam tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Mengetahui hal ini, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, mengatakan pihaknya harus siap-siap. Mereka khawatir Buni Yani akan melakukan cara yang sama pada saat Pilkada DKI lalu.
Advertisement
"Berarti kami harus siap-siap. Cara-cara lama yang digunakan Buni Yani dan kawan-kawan bisa jadi dipraktikkan kembali. Kan Buni Yani punya track record dan dia sudah dinyatakan bersalah, meskipun dia jadi maju ke MA, belum inkrah kasusnya," ucap Raja Juli di kantor TKN, Jakarta, Senin (10/9/2018).
Diketahui, Buni Yani adalah orang yang telah menggunggah video berdurasi 30 detik berisi potongan pidato Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan tambahan caption yang masuk dalam kategori ujaran kebencian. Hal inilah yang membuat dirinya dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.
"Bisa jadi cara-cara lama yang pernah digunakan di DKI akan dipergunakan kembali untuk level nasional. Kita harus waspada," ungkap Sekjen PSI ini.
Soal status Buni Yani yang terpidana, masih kata dia, semua itu diserahkan kepada tim Prabowo-Sandiaga saja.
"Itu soal etika ya, terserah saja kalau memang kubu sana mau mempergunakan orang yang memang tercoret namanya," pungkas Raja.
Minta Masyarakat Move On
Terkait status Buni Yani saat ini, bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno tidak ambil pusing. Dia meminta masyarakat untuk move on dan tidak mempersoalkan kasus hukum yang membelitnya.
"Move on dari kisah lama yang bisa memecah belah. Jadi janganlah kita mengangkat hal yang membuat luka lama," kata Sandiaga.
Namun demikian, Sandiaga belum mengamini 100 persen masuknya Buni Yani sebagai bagian dari tim suksesnya.
"Jadi tunggu saja sampai semua final, disampaikan partai koalisi. Saya dan Prabowo nanti sepakati berdasarkan draf," lanjut dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement