Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan gigit kuku bukan hanya membuat jari tampak tidak indah. Ada yang lebih parah dari itu. Courtney Whithorn (20) yang memiliki kebiasaan buruk itu harus merelakan jempolnya diamputasi karena tumbuh jenis kanker langka.
Kerap menjadi korban perundungan, membuat Courtney mudah cemas. Ia pun jadi memiliki kebiasaan menggigit kuku. Kebiasaan itu makin menjadi-jadi di 2014.
Advertisement
Perlahan-lahan, kebiasaan menggigitu kuku membuat kuku jempolnya menghitam. Namun, selama empat tahun ia menyembunyikan hal itu dari keluarga dan teman-teman.
Baru pada Juli 2018, ia memeriksakan kondisinya ke dokter. Hasilnya, Courtney didiagnosis mengalami kanker jenis langka bernama acral lentiginous subungual melanoma. Ada kemungkinan terjadinya kanker itu karena kebiasaan menggigit kukunya.
Kondisi itu membuat dokter terpaksa melakukan tindakan operasi empat kali. Namun, tak ada perbaikan dari operasi. Dokter menyarankan jempol Courtney diamputasi. Ia pun menyetujui. Tindakan operasi dilakukan sekitar 1-2 minggu lalu seperti dilansir The Sun, Rabu (12/9/2018).
"Ketika aku tahu bahwa kebiasaan menggigit kuku menyebabkan kanker di jariku, aku benar-benar hancur," kata wanita yang kini tinggal di Australia ini.
Saksikan juga video menarik berikut:
Ke dokter saat kuku menghitam
Ke dokter saat kuku jempol menghitamKetika kulit di sekitar kuku jempol tangannya menghitam, Courtney memberanikan diri ke dokter umum. Namun, dokter itu merujuk ke dokter spesialis bedah plastik.
"Aku bertemu dengan dua dokter spesialis bedah plastik. Mereka menyarankan untuk mengangkat kukuku, sehingga bakal tumbuh kuku yang baru. Aku senang akan rencana ini," katanya.
Namun, sebelum operasi pengangkatan kuku, dokter melakukan bioposi. Hasilnya ada sel kanker di jempolnya. Dokter kemudian merujuk Courtney ke Sydney untuk memastikan bahwa jempolnya terkena kanker atau tidak.
Hasilnya, ya benar ia terkena acral lentiginiois subungual melanoma. Ini adalah tipe melanoma yang muncul di telapak tangan, bawah kuku, dan telapak kaki.
Kanker jenis ini, tidak diketahui penyebabnya. Tidak selalu terkait dengan paparan sinar matahari. Namun, beberapa studi menyebutkan trauma di kulit (terpotong atau kecelakaan) bisa memicu kanker itu.
Advertisement