Jos Oren, Kisah Seorang Office Boy yang Jadi Bos Production House

Jos Oren mendapatkan inspirasi salah satunya dari grup band Slank.

oleh Aditia Saputra diperbarui 11 Sep 2018, 09:30 WIB
Jos Oren

Liputan6.com, Jakarta Kisah inspiratif yang patut ditiru dari seseorang bernama Bernardus Yosep Te Victoria, atau yang akrab disapa Yosep atau Jos. Ketekunan dan kerja keras seolah menjadi hal klise untuk dilakukan. Namun, Jos telah membuktikan hal itu. Dia menapaki karir di titik terendah yakni dari seorang office boy atau diistilahkan jongos, menjadi seorang bos dari sejumlah perusahaan production house yang beromzet miliaran rupiah. 

"Sebenarnya, sampai saat ini pun saya masih seorang jongos yang artinya adalah pelayan. Saat ini saya adalah 'jongos' bagi keluarga saya, bagi keluarga karyawan saya,” kata pria berambut kribo ini saat peluncuran bukunya berjudul I'm Jongos di Gedung LIA Pengadegan, Jakarta, baru-baru ini.

Jos menguraikan kisah hidupnya, mulai dari masa kecil hingga dewasa. Seperti penampilannya yang kocak, murah senyum, ternyata kisah masa kecilnya banyak mengundang tawa. Diceritakan bagaimana Jos cilik hingga usia 5 tahun didandani seperti anak perempuan, yakni menggunakan rok, hanya karena sang ayah menginginkan hadirnya anak perempuan. Tak hanya itu, nama belakang Jos juga saat itu adalah Fitria, karena selisih emapt hari dari Idul Fitri. Untunglah hal itu tidak berlangsung lama, dan terhenti ketika Jos harus masuk Sekolah Dasar. Selain harus menanggalkan rok oleh sang guru, Suryani, nama Fitria pun diubah menjadi Victoria.

Ibunda Jos, Meisinah, dihadirkan di tengah para undangan untuk memberikan kesaksian masa kecil Jos. Dengan penuturan menggunakan bahasa Jawa yang terkesan lugu dan apa adanya, tak pelak membuat semua tamu yang hadir ikut tergelak, membayangkan sosok Jos kecil kala itu. “Itu adalah aib saya yang pertama,” kata Jos.

  


Rambut

Jos Oren

Ihwal rambut kribonya ini, diperoleh karena ketika dia kecil pernah mengalami sakit typus selama dua bulan lamanya. “Selama sakit saya berbaring terus, jadilah rambut saya kriwil alias kribo,” ujarnya, 

Meski kini memiliki anak seorang milyuner, penampilan sang ibu amat sederhana. Mengenai hal ini Jos mengungkapkan hal yang mencengangkan. “Sampai saat ini, ibu saya masih menjalankan profesinya berjualan secara keliling yang pendapatan per hari nya tak lebih dari Rp 20.000-Rp 25.000. Walaupun saya sudah ratusan kali memintanya berhenti, tetap saja dia tidak mau. Itulah ibu saya,” katanya

 

 


 Kreatif

Meski nakal, Jos terkenal sebagai anak yang cerdas dan peuh ide kreatif. Karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk kuliah. Jos memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Sempat sedikit mapan berkat bisnis rental kamera, namun usahanya gagal karena tergiur bisnis batu giok. Jos pun memulai lagi dari bawah sebagai sales buku. “Menjadi sales memberikan pelajaran berharga buat saya, yakni saya menjadi terbiasa menghadapi sebuah penolakan,” ujar pria kelahiran 8 September 1978 ini. 

Dirasa penghasilan sebagai sales tak mencukupi, Jos pun berupaya mencari pekerjaan lain. Sang kakak, Mbak Gendut, yang bekerja di sebuah rumah sakit, mendapat informasi dari seorang karyawan ANTV yang kerap check up di RS tersebut, bahwa di tempatnya bekerja sedang dibuka lowongan. Kesempatan itu pun tak dilepaskan oleh Jos, meski dia tak tahu apa itu profesi seornang office boy. Terpesona oleh gedung mewah ANTV, membuat Jos akhirnya menjalani profesinya tersebut.

“Baru saya mengerti apa itu office boy, ternyata ya jongos. Tapi gak papa. Kalau saya pulang kampung, saya bisa bawa uang dan cerita ke orang-orang kalau saya bekerja di ANTV,” sebutnya bangga. Bekerja di stasiun TV juga membuat Jos menyadari bahwa dia memiliki ketertarikan di bidang penyiaran dan multimedia.

Pasang surut kehidupan pernikahannya dijalani dengan sukacita. Setelah mengalami PHK di MTV, Jos sempat berdagang bakso. Nasib akhirnya mempertemukan lagi Jos dengan Daniel Tumiwa yang saat itu sudah membuka bisnis yakni rumah produksi Vertigo. Dari sini Jos banyak menimba ilmu dan pengalaman berharga. Hingga akhirnya Jos memiliki mimpi untuk punya perusahaan sendiri. Keinginan itu disampaikan ke sahabatnya, Bowo. Pada Januari 2007 Jos dan Bowo membuka usaha PH yang diberi nama Vertical. Proyek perdana yang dipegangnya adalah Soundrenalin senili Rp 1 miliar. Bisnisnya terus bertumbuh hingga kini. Empat perusahaan dan satu yayasan berhasil dibangunnya. Dalam buku ini, tidak hanya menyajikan perjalanan hidup, Jos juga melampirkan tips mengembangkan bisnis dalam bab 7 dari 8 bab buku ini.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya