Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah gubernur kepala daerah menyatakan dukungannya terhadap pasangan Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Selain karena berasal dari parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf, dukungan itu juga dilandasi penilaian subjektif sang gubernur.
Uniknya, dukungan itu juga ada yang berasal dari kepala daerah usungan parpol koalisi pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Misalnya, dukungan dari Gubernur Lukas Enembe dan Khofifah Indar Parawansa yang dalam pilkada diusung Partai Demokrat. Sementara, Demokrat sendiri sudah memilih untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Advertisement
Di luar itu, ada pula sejumlah gubernur yang berpotensi mendukung Jokowi-Ma'ruf namun belum secara lisan menyatakan dukungan. Umumnya mereka adalah pasangan gubernur yang diusung parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf dalam pilkada sebelumnya.
Berikut 15 gubernur yang sudah menyatakan dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf dan gubernur lainnya yang kemungkinan besar juga akan mengambil sikap yang sama:
1. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru
Ratusan relawan Sumatera Selatan resmi mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-Ma'Ruf Amin di Pilpres 2019. Salah satu dukungan diberikan pasangan gubernur terpilih Herman Deru-Mawardi Yahya.
"Hari ini kami mendeklarasikan dukungan kepada Bapak Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 yang akan datang. Kami siap untuk memenangkan mereka di sini," terang Gubernur Sumsel terpilih Herman Deru di Posko Sumsel Bersatu Palembang, Minggu 9 September 2018.
Dukungan 2 periode terhadap Jokowi ini disebut Herman Deru terus mengalir usai dirinya terpilih sebagai Gubernur. Bahkan semakin solid saat Jokowi memilih wakil Ma'ruf Amin.
"Ini sebenarnya ribuan relawan yang juga memenangkan HD-MY di Pilgub Sumsel. Sedangkan saya sendiri mendukung hari ini bukan karena terpilih sebagai gubernur saja, tapi dari tahun 2014 lalu saya telah mendukung Pak Jokowi," kata Herman Deru.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
3 Gubernur di Pulau Jawa
2. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Keputusan itu tak lepas dari dukungan partai pendukung Jokowi yang berkontribusi memenangkannya dalam Pilkada Jabar 2018.
"Saya kira saya mah sudah clear dari sejak kampanye juga enggak ada perubahan. Jadi tidak perlu dipolemikkan lagi, tinggal tunggu momentumnya saja nanti di waktu yang tepat. Iya insyaallah (mendukung Jokowi)," ucap Emil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Minggu 12 September 2018.
Namun, Emil mengaku belum mendapat arahan untuk terlibat dalam tim sukses.
"Saya belum ada yang menghubungi secara teknis, jadi nanti saya jawab pada saatnya tiba," ucap Emil.
3. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan kader PDIP, gerbong utama koalisi partai penyokong Jokowi-Ma'ruf. Ganjar mengaku akan mengambil cuti agar bisa berkampanye pada Pilpres 2019.
"Saya ini PDIP, partainya sama Pak Jokowi, jadi harus dukung. Enggak usah diminta, harus inisiatif. Aku akan cuti kalau kampanye," ujar Ganjar, Rabu 5 September 2018.
4. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Gubernur terpilih Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Pada Pilpres 2019, Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin yang merupakan Ketua MUI dan Rais Syuriah PBNU.
"Saya dari awal menyampaikan saya berseiring dengan Pak Jokowi," kata Khofifah di Malang, Jawa Timur, Senin 13 September 2018.
Namun, untuk menyamakan visi, Khofifah menegaskan kalau dia masih butuh komunikasi secara intens dengan semua elemen pendukungnya di Pilgub Jawa Timur agar bisa memberikan dukungan kepada Jokowi.
"Nah, relasi-relasi, aliansi-aliansi, afiliasi-afiliasi, tentu kita akan membangun komunikasi kembali. Interaksitas dan interaksi komunikasi itu akan ter-update ke teman-teman, insyaallah dalam waktu dekat," kata Khofifah.
Advertisement
Bali dan Nusa Tenggara
5. Gubernur Bali Wayan Koster
Gubernur Bali Wayan Koster mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh isu ganti presiden dalam Pemilu Presiden 2019. Pasalnya, hanya Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dalam waktu lima tahun mampu menuntaskan sejumlah proyek raksasa bidang infrastruktur yang sempat mangkrak.
"Jangan terpengaruh isu ganti presiden, nggih! Pak Jokowi itu presiden yang hebat. Hanya cukup lima tahun, Beliau bisa menuntaskan proyek-proyek besar bidang infrastruktur yang tidak bisa diselesaikan presiden lainnya (sebelumnya)," ujar Koster di Denpasar pada Senin 18 Juni 2018.
Koster kemudian menuturkan, dia pada tahun 2014 ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk Provinsi Bali.
"Tiyang (saya) tahun 2019 (Pilpres 2019) akan lagi jadi Ketua Tim Pemenangan Pak Jokowi (untuk Bali). Sarengin nggih (mari bersama-sama dukung ya), mudah-mudah bisa menang 80 persen," kata Koster.
6. Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi
Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi membuktikan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan mundur dari Partai Demokrat.
Surat pengunduran dirinya ini langsung disampaikan TGB melalui surat kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Apresiasi yang saya sampaikan kepada Beliau itu pada kunjungan keempat tahun lalu. Saya menyampaikan harapan dan apresiasi bahwa apa yang bapak laksanakan ini perlu dituntaskan, tidak hanya untuk NTB, tapi juga Indonesia," ujar TGB saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa 24 Juli 2018.
Menurut TGB, ada dua alasan utama dia mendukung Jokowi menjadi presiden untuk dua periode.
"Bapak Joko Widodo ini relevan untuk kebutuhan Indonesia. Berorientasi pada hasil dan berusaha membuat terobosan-terobosan," jelas TGB.
Alasan kedua, yakni untuk keberlanjutan kepemimpinan. "Karena pembangunan itu sangat massif. Saya semakin kuat menyampaikan apresiasi dan saya juga mengharapkan seluruh yang dilaksanakan itu tuntas," ujar TGB.
"Dalam pandangan saya memang tidak cukup hanya saya 1 term," TGB menegaskan.
7. Gubernur NTT Viktor Laiskodat
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, dirinya mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Meski begitu, dia menuturkan tak akan turun ikut kampanye, karena yakin jagoannya akan meraih kemenangan di NTT.
"Kalau NTT, tanpa Gubernur NTT Sudah menang. Rakyat NTT cinta Jokowi. Jadi kita enggak usah kerja. Jokowi sudah kuat sekali," ucap Victor di kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu 5 September 2018.
Dia pun menyebut Tim Pemenangan tak perlu lagi fokus di NTT. Cukup berusaha di Jawa saja.
"Jadi kita enggak usah kerja di NTT, kerjanya di Jawa saja," ungkap politisi NasDem ini.
Menurut dia, faktor yang merasa yakin juga, karena selama menjadi Presiden, Jokowi acap kali mengunjungi provinsi tersebut dan memberikan perhatian lebih untuk rakyat.
"Presiden sudah 8 kali selama kepemimpinannya datang, belum pernah ada yang begitu beri perhatian kepada rakyat," tegas Viktor.
Papua, Sultra dan Sulsel
8. Gubernur Papua Lukas Enembe
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, sepanjang sejarah Presiden RI, baru Jokowi yang lebih memahami masyarakat Papua.
"Jokowi lebih memahami Papua daripada presiden-presiden sebelumnya. Semua permasalahan di Papua dia memahami," ujar Lukas, Rabu 5 September 2018.
Dia optimistis dukungannya akan merembet hingga ke akar rumput. Lukas yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Papua itu mengaku siap diberi sanksi oleh partainya karena berbeda sikap di Pilpres 2019.
"Sanksi silakan saja. Harga mati, bungkus, tiga juta suara kita kasih semua ke Jokowi," tegas Lukas.
9. Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi menyatakan kesediaannya mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di wilayahnya masing-masing. Dia menegaskan kesiapannya untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf di wilayahnya pada Pilpres 2019.
"Siap, siap, siap," kata Ali saat ditemui di DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Meski begitu, Ali masih menunggu arahan terlebih dulu dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh untuk bergerak memenangkan Jokowi-Ma'ruf di wilayahnya. "Ya kita semua tergantung petunjuk Ketum. Ketum partai Nasdem itu yang akan kita jalankan," ujarnya.
10. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan akan mendukung calon presiden Joko Widodo atau Jokowi di pemilihan presiden 2019. Menurut Nurdin, masa kepemimpinan Jokowi perlu dilanjutkan.
"Tentu waktu tidak cukup lima tahun, kami bisa rasakan bagaimana seorang leader yang memiliki kepedulian terhadap daerah," kata Nurdin usai dilantik sebagai gubernur di Istana Negara, Jakarta, Rabu 5 September 2018.
Nurdin mengungkapkan, dirinya sudah cukup lama mengenal sosok Jokowi sejak dirinya menjabat sebagai Bupati Bantaeng. Sehingga, ia merasa sudah menjadi satu tim bersama Jokowi.
"Beliau wali kota, saya Bupati Bantaeng. Beliau masuk gubernur, saya masih Bupati Bantaeng. Kemudian beliau jadi presiden, saya masih Bupati Bantaeng. Saya tahu langkah-langkah beliau, kami sudah satu tim," ujarnya.
Menurut Nurdin, kemajuan Indonesia memang masih dalam proses. Namun, ia meyakini akan ada masanya Indonesia menjadi negara kuat. Karena itu, ia menilai Jokowi tidak cukup jika hanya menjabat selama lima tahun.
"Kami berikan kesempatan lima tahun lagi supaya sempurna kerjaannya," kata dia.
Advertisement
Sulut, Kalbar dan Kaltim
11. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey
Petinggi DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara, Sandra Rondonuwu mengatakan, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sangat cocok dengan ciri masyarakat Sulawesi Utara yang dikenal nasionalis dan religius.
Karena itu, menurut politisi yang akrab disapa Saron ini, jajaran partai melalui Ketua DPD PDIP Sulut yang juga Gubernur Sulut, Olly Dondokambey sudah menginstruksikan untuk mengamankan pasangan kebangsaan ini.
"Ketua Olly sudah menginstruksikan kepada kami kader partai agar mengamankan dan berkordinasi dengan teman-teman partai pengusung dan pendukung untuk memenangkan pasangan Jokowi-Amin di Sulut," ujar Saron, Sabtu 11 Agustus 2018.
Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar rapat kordinasi dengan semua partai pendukung untuk melakukan pembagian kerja pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Di singgung seberapa besar persentase kemenangan yang ditargetkan, Saron tidak mau sesumbar, tapi berdasarkan hasil Pilpres 2014, maka pihaknya optimistis kali ini akan lebih besar atau bisa mencapi hingga 70%.
12. Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji bersedia mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di wilayahnya masing-masing. Sutarmidji mengatakan bahwa dirinya telah siap untuk memenangkan Jokowi di Provinsi Sulawesi Tenggara pada Pilpres 2019.
"Oh Siap, siap," kata Sutarmidji saat ditemui di DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Dia mengatakan bakal berkoordinasi terlebih dulu dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) terkait bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh kepala daerah guna membantu pemenangan bagi Jokowi-Ma'ruf.
Hal itu bertujuan agar dirinya tak melanggar aturan yang diatur KPU dan Bawaslu terkait kampanye bagi para kepala daerah di Pilpres mendatang.
"Jadi memang belum ada gambaran. Nanti kita akan koordinasi dengan tim pemenangan ya," kata dia.
13. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mendeklarasikan diri sebagai Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Presiden RI Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Awang menargetkan 70 persen masyarakat Kaltim mendukung Jokowi dengan persentase minimal 63 persen suara.
"63 persen itu angka minimal. Maksimalnya mendekati 100 (persen). Kenapa tidak, saya yakin saya akan memenangkan Jokowi," tutur Awang, Kamis 6 September 2018.
Awang menjelaskan pilihannya mendukung Jokowi. Ia menilai Jokowi orang yang rendah hati dan sukses membangun Indonesia. Infrastruktur terbangun dan ekonomi meningkat.
Ia mengaku sangat merasakan peningkatan pembangunan di Kaltim di masa pemerintahan Jokowi. Tidak hanya di perkotaan, tapi hingga ke pedalaman, pedesaan, dan daerah-daerah terpencil.
"Tiga T, terpencil dan terluar semua dibangun. Jokowi itu sukses membangun Indonesia. Saya berharap besar pada Jokowi," beber Awang.
Untuk itu, dia membangun kekuatan untuk Jokowi. Mulai dari semua pimpinan partai pengusung di wilayah Kaltim, hingga organisasi-organisasi dan relawan untuk Jokowi.
"Hampir semua kepala daerah merapat ke Jokowi, yang di Kaltim juga. Tapi mereka tidak sebagai kepala daerah, tapi sebagai anggota parpol dan relawan Jokowi," pungkas Awang.
Kalteng dan Maluku Utara
14. Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mendukung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dua periode. Ia mendukung Jokowi di periode kedua nanti.
Ungkapan Sugianto disampaikan saat menjamu Jaksa Agung M Prasetyo di Istana Isen Mulang Palangka Raya, Sabtu 4 Agustus 2018 dalam sebuah acara ramah tamah dan jamuan santap malam.
"Saya mendukung Pak Jokowi dua periode. Bukan karena satu partai atau apa, tetapi lebih kepada pembangunan semasa kepemimpinan Beliau ini kelihatan dan dirasakan," kata Sugianto.
15. Wakil Gubernur Terpilih Maluku Utara Rivai Umar
Wakil Gubernur terpilih dalam Pilkada Maluku Utara 2018, Rivai Umar, menyatakan dukungannya untuk Presiden RI Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.
"Kami mendukung Pak Jokowi. Siapa pun wakilnya kami tetap dukung," ujar Rivai di Jakarta, Kamis 19 Juli 2018.
Rivai mengaku, dukungan yang ia berikan tersebut bukan tanpa alasan. Salah satunya karena program Jokowi, terutama dalam bidang infrastruktur. Misalnya program Tol Laut yang dianggap dapat menghubungkan pulau-pulau di Maluku Utara.
"Bisa membantu melancarkan proses distribusi barang dan jasa," kata dia.
Karena itu, sebagai wakil kepala daerah terpilih ia berkomitmen memberikan dukungannya untuk Jokowi pada pilpres mendatang.
"Kami berupaya memenangkan Pak Jokowi pada 2019. Karena periode lalu tidak menang di Maluku Utara," kata dia.
Rivai Umar merupakan Wakil Gubernur Maluku Utara terpilih Ahmad Hidayat Mus. Pasangan ini memenangkan Pilkada 2018 dan telah ditetapkan oleh KPU Maluku Utara sebagai pemenang. Partai Golkar dan PPP menjadi partai politik pengusung pasangan calon tersebut di Pilkada lalu.
Namun, pada Maret 2018, Ahmad Hidayat Mus ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kapasitasnya sebagai Bupati Kepulauan Sula periode 2005-2010.
Advertisement
Gubernur Provinsi Lainnya
Selain gubernur yang sudah memastikan dukungan, ada pula gubernur yang punya potensi untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf, namun belum menyatakan secara lisan. Berikut gubernur yang umumnya didukung partai koalisi Jokowi-Ma'ruf, namun belum menegaskan dukungan.
A. Riau
Pilgub Riau pada 27 Juni 2018 dimenangkan pasangan Syamsuar-Edy Nasution. Pasangan ini tinggal menunggu waktu pelantikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Pasangan Syamsuar-Edy Nasution diusung PAN, PKS, dan Nasdem. Gubernur terpilih Syamsuar merupakan Ketua DPD Golkar Kabupaten Siak. Sebagai Ketua Partai Golkar, Syamsuar dipastikan akan mendukung Jokowi-Ma'ruf.
B. Kepulauan Riau
Pilgub Kepulauan Riau dilaksanakan pada 9 Desember 2015 dan dimenangkan oleh pasangan Muhammad Sani-Nurdin Basirun yang diusung oleh Partai Demokrat, Nasdem, PPP, PKB, dan Gerindra. Namun baru beberapa waktu menjabat gubernur, Muhammad Sani meninggal dunia usai menghadiri rapat di Jakarta.
Wakil Gubernur Nurdin Basirun kemudian naik menjadi gubernur dan wakil gubernur yang kemudian dipilih oleh DPRD Kepulauan Riau adalah Isdianto, yang merupakan adik kandung Muhammad Sani.
Nurdin Basirun merupakan ketua DPW Partai Nasdem Kepulauan Riau. Dipastikan Nurdin Basirun akan bekerja memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di Kepulauan Riau.
C. Bengkulu
Pilgub Bengkulu dilaksanakan pada 9 Desember 2015 dan dimenangkan oleh pasangan Ridwan Mukti-Rohidin Mersyah. Pasangan ini diusung oleh PAN, Gerindra, Hanura, PKB, PKPI, Nasdem, Golkar, dan PPP.
Pada 20 Juni 2017, Ridwan Mukti dan istrinya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat terjaring operasi tangkap tangan (OTT) dengan barang bukti sejumlah uang dalam mata uang rupiah di sebuah kardus. Seusai penetapan sebagai tersangka, Ridwan Mukti mengundurkan diri sebagai Gubernur Bengkulu.
Rohidin Mersyah kemudian naik menjadi Gubernur Bengkulu sampai 2021. Rohidin Mersyah merupakan Ketua DPD Golkar Bengkulu dan kemungkinan akan mendukung Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019 mendatang.
D. Lampung
Pilgub Lampung pada 27 Juni 2018 dimenangkan oleh pasangan Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim. Pasangan ini tinggal menunggu jadwal pelantikan dari Kemendagri.
Pasangan Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim diusung oleh Partai Golkar, PKB, dan PAN. Arinal Djunaidi merupakan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung dan Chusnunia Chalim merupakan mantan Bupati Lampung Timur dan pengurus pusat PKB.
Keduanya dipastikan akan mendukung Jokowi-Ma’ruf memenangkan Pilpres 2019 di Lampung.
E. Gorontalo
Gorontalo saat ini dipimpin oleh pasangan Rusli Habibie-Idris Rahim sebagai gubernur dan wakil gubernur hasil Pilgub 15 Februari 2017. Keduanya saat itu diusung oleh Partai Golkar dan Demokrat.
Rusli Habibie merupakan Ketua DPD Golkar Provinsi Gorontalo. Dengan posisinya sebagai Ketua Golkar, dipastikan Rusli Habibie akan bekerja untuk pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
F. Maluku
Provinsi Maluku melaksanakan Pilgub pada 27 Juni 2018 lalu. Hasilnya, pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno keluar sebagai pemenang. Pasangan ini tinggal menunggu pelantikan yang akan dilakukan di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo.
Pasangan ini diusung oleh koalisi PDIP, Gerindra, Nasdem, PKB, Hanura, PKPI, PAN, dan PPP. Gubernur terpilih Murad Ismail disebut akan menjadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin untuk Provinsi Maluku.
Dengan demikian, gubernur terpilih ini dipastikan berjuang memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Maluku.
G. Papua Barat
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat saat ini dijabat Dominggus Mandacan dan Mohamad Lakotani. Keduanya menjabat setelah memenangkan Pilgub Papua Barat pada 15 Februari 2017.
Pasangan ini diusung oleh PDIP, Nasdem, PAN, dan PKPI. Gubernur Dominggus Mandacan sendiri merupakan Ketua DPW Partai Nasdem Papua Barat.
Posisinya sebagai Ketua Partai Nasdem di daerah ini otomatis akan berjuang memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Papua Barat.