Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini sejumlah media internasional banyak yang mengulas tentang Splend, perusahaan teknologi di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) yang fokus pada solusi untuk mengatasi masalah infrastruktur blockchain.
Siapa sangka, perusahaan yang berdiri pada 2016 tersebut dibentuk oleh seorang warga negara Indonesia (WNI). Dia merupakan founder dan CEO Splend bernama Rick Bleszynski.
Rick menetap di Silicon Valley sejak 1978, dan selama hampir 30 tahun dirinya berkarya di bidang pengembangan teknologi mikroprosesor dan infrastruktur internet.
Baca Juga
Advertisement
Ia juga dikenal sebagai pendiri dan mantan chairman Bay Microsystems, dan sebelum itu sebagai pendiri dan CTO Softcom Microsystems yang diakuisasi oleh Intel Corporation pada 1999.
Rick juga sempat berkarir sebagai mikroprosesor arsitek di beberapa perusahaan besar IT, seperti LSI Logic Corporation dan Velonex Corporation, di mana karya-karyanya merupakan terobosan baru di eranya dan memberi kontribusi dalam pencapaian penguasaan pasar yang signifikan, serta keuntungan besar secara finansial.
Rick memiliki delapan paten terdaftar di AS yang terkait dengan prosesor dan jaringan pita lebar (broadband network). Beberapa di antaranya paten #7,742,405 dan #7,310,348 untuk Network Processor Architecture serta paten #6,311,212 untuk System and Methode for on-chip Storage of Virtual Connection Descriptors.
"Saya bersyukur beberapa karya di bidang teknologi saya dapat memberi kontribusi bagi pengembangan beberapa perusahaan besar IT di AS seperti LSI Logic, Intel, Cisco dan lainnya, yang diproduksi secara massal untuk kebutuhan swasta hingga pemerintah, dan siapa pun yang membutuhkan pengembangan dalam infrastruktur IT,” ujar Rick dalam keterangannya, Rabu (12/9/2018).
Pengembangan Splend
Splend telah mengembangkan platform teknologi yang dinamai Integrated Blockchain Architecture atau IBA. IBA adalah sebuah pendekatan sistem terskala yang membagi fungsionalitas blockchain antara perangkat lunak dan perangkat keras untuk memecahkan masalah bottleneck yang kerap terjadi dan memberikan kinerja transaksi yang optimal.
IBA diklaim mampu memproses transaksi blockchain secara cepat untuk jutaan pengguna dan piranti secara simultan.
“Kami yakin bahwa blockchain akan menjadi jaringan baru yang terpercaya, sehingga harus mampu memproses ratusan juta transaksi per detik untuk jutaan pengguna secara simultan,” ucap Rick menambahkan.
Platform IBA adalah buah keberhasilan Splend mengkolaborasikan para ahli berpengalaman dan memiliki latar belakang tiap bidang terkait dengan hal-hal yang diperlukan dalam memecahkan masalah serupa pada dua revolusi platform komputasi dunia sebelumnya, baik di era komputer maupun internet, sehingga Splend berhasil mewujudkan jawaban bagi tantangan dan kebutuhan di era blockchain saat ini dan di masa depan.
“Teknologi kami jauh lebih unggul dibandingkan para pesaing lainnya,” klaim Rick.
Advertisement
Layanan Finansial
Dalam waktu dekat, Splend juga akan merilis layanan finansial, seperti CryptoLEND (untuk pinjaman), CryptoMERCHANTPAY (pembayaran merchant), CryptoCARD (untuk kartu debit dan fift cards), CryptoAUTOPAY (untuk pembayaran otomatis), serta CryptoBILLPAY (pembayaran tagihan).
Pada tahun ini, Rick sukses membawa Splend ke China dan membentuk suatu kerjasama strategis dengan salah satu badan usaha di sana bernama Shanghai Code Center Industry, guna mengembangkan infrastruktur jaringan generasi lanjutan menggunakan teknologi Splend IBA Flash untuk China Cable Television Network.
Ini adalah perusahaan subsidi dari China Central Television, salah satu perusahaan media terbesar di negara itu dengan lebih dari 1 miliar pemirsa. Shanghai Code Center Industry memiliki kemitraan dengan merek-merek besar, seperti Huawei Technologies, Beijing UnionPay, National Gold Card Engineering & IoT Application Industry Alliance, dan Anhui Mobile TV Electronic Co. untuk mengembangkan platform layanan berdasarkan infrastruktur jaringan TV digital.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini