Masjid Qiblatain, Saksi Sejarah Pindahnya Kiblat Umat Islam

Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasulullah untuk memindahkan arah kiblatnya, saat Rasulullah sedang melaksanakan salat.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2018, 15:45 WIB
Jemaah asal Turki salat di dalam masjid. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Dua kota suci di Arab Saudi yakni Makkah dan Madinah syarat dengan peninggalan bersejarah Islam. Khususnya terkait dengan Nabi Muhammad SAW. Salah satu peninggalan Islam yang sangat bersejarah adalah Masjid Qiblatain.

Masjid Qiblatain ini merupakan saksi dari perpindahan kiblat salat umat Islam. Bagi jemaah haji yang telah selesai menunaikan rukun Islam ke-5, bisa mendatangi masjid ini untuk mengetahui sejarah kiblat salat.   

Dulu, tempat ibadah yang terletak di Al Qiblatain, Madinah, ini bernama Masjid Bani Salamah. Pada bulan Rajab tahun ke dua Hijriyah, Nabi Muhammad mendapat wahyu untuk memindahkan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.

Ketika itu, Nabi Muhammad sedang salat menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem. Tetapi, Allah menurunkan wahyu yang menjawab doanya selama ini. Wahyu yang terekam dalam surat Al Baqarah ayat 144 itu memerintahkan Nabi Muhammad berpaling ke Masjidil Haram, Makkah.

Ketika wahyu itu turun, Rasulullah sedang melaksanakan salat dua rakaat. Mengenai salat yang dikerjakan Rasulullah, ada dua versi penyebutan. Satu versi menyebut Rasulullah sedang menjalankan salat Zuhur, versi lainnya menyebut salat Ashar.

Setelah perintah itu turun, Rasulullah mengubah posisi kiblatnya dengan memutar 180 derajat ke arah kiblat baru. Para jemaah segera mengikuti perpindahan arah kiblat itu.

Catatan perubahan kiblat salat itu dapat pula dibaca pada Hadits Riwayat Ahmad nomor 13523.

"Telah menceritakan kepada kami 'Affan Telah menceritakan kepada kami Hammad dari Tsabit dari Anas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salat menghadap Baitul Maqdis, lalu turunlah ayat: "Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram" maka ada seorang laki-laki dari Bani Salamah yang lewat ketika mereka (para sahabat Radliyallahu'anhum) sedang rukuk Salat Subuh rakaat ke dua, lalu ia menyeru: ketahuilah kiblat telah diubah, ketahuilah kiblat telah diubah ke Kakbah!. (Anas bin Malik Radliyallahu'anhu) berkata; maka mereka bergeser dalam posisi salat ke arah kiblat."

Jejak penanda kiblat lama itu masih terekam di Masjid Qiblatain. Salah seorang penjaga masjid, Mohammed Ismail, menunjukkan penanda arah kiblat lama itu terletak di bagian atas pintu masuk yang sejajar dengan kiblat baru.


Batu Marmer

Masjid Qiblatain dikenal dengan masjid 2 arah kiblat. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Penanda itu berbentuk batu marmer berwarna putih gading dengan ukiran mirip sajadah.

"Kamu dapat lihat contoh mihrabnya di pintu 4," kata Ismael.

Menurut dia, Masjid Qiblatain telah mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang kini dapat disaksikan merupakan hasil pemugaran pada 1987 di bawah perintah Raja Fahd.

Hasil renovasi itu difokuskan pada satu mihrab yang menghadap kiblat. Mihrab yang baru dibuat dengan ornamen ortogonal.

"Masjid ini kini dapat menampung 4.000 jemaah," ujar Ismael.

Untuk jemaah perempuan, Ismael mengatakan, dapat salat di bagian bawah.

Reporter: Maulana Kautsar

Sumber: Dream.co.id

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya