Studi: Ribuan Anak Dilecehkan oleh Pendeta Katolik di Jerman

Sebuah studi bocor di tangan media Jerman, menyebut bahwa lebih dari 3.000 anak-anak telah dilecehkan oleh pendeta gereja setempat.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Sep 2018, 10:31 WIB
10 Kebohongan Besar yang Mengejutkan Dunia (Wikipedia)

Liputan6.com, Berlin - Sebuah laporan studi kemanusiaan --yang bocor baru-baru ini-- menyebut lebih dari 3.600 anak-anak di Jerman pernah dilecehkan oleh pendeta Katolik Roma antara tahun 1946 hingga 2014.

Studi yang dilakukan oleh pihak Gereja Katolik sendiri itu dijadwalkan akan terbit dalam bentuk makalah pada 25 September mendatang.

Menurut laporan yang dimuat oleh situs Spiegel Online, sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (13/9/2018), sekitar 1.670 pendeta di Jerman melakukan beberapa bentuk pelecehan seks terhadap 3.677 anak di bawah umur.

Laporan terkait merupakan yang terbaru dalam serangkaian panjang temuan tentang pelecehan seksual, yang disembunyikan selama beberapa dekade oleh iman Katolik Roma di seluruh dunia.

Menurut studi baru itu, hanya 38 persen dari para pelaku pelecehan seks yang dituntut, dan sebagian besar dari mereka hanya menghadapi prosedur disiplin kecil. Ditambahkan pula bahwa sekitar satu dari enam kasus terkait melibatkan pemerkosaan.

Sebagian besar korban adalah anak laki-laki, dan lebih dari setengahnya berusia 13 tahun atau lebih muda.

Dijelaskan bahwa imam yang terbukti melakukan pelecehan seks, biasanya segera dipindahkan ke komunitas baru, di mana tidak ada peringatan atau sanksi yang dikeluarkan atas tindakan mereka.

Penelitian ini dikompilasi oleh tiga universitas Jerman, menggunakan 38.000 dokumen dari 27 Keuskupan di negara tersebut. Para penulisnya mengatakan bahwa tingkat pelecehan yang sebenarnya mungkin lebih besar, karena beberapa catatan "dihancurkan atau dimanipulasi".

 

Simak video pilihan berikut:


Vatikan Belum Bersikap

Angin kencang menerpa jubah Paus Fransiskus saat memberkati umat setelah misa pada pertemuan dengan para pemuda di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (12/8). Tiupan angin tersebut membuat wajah Paus tertutup jubah. (AFP PHOTO / FILIPPO MONTEFORTE)

Uskup Stephan Ackermann, juru bicara Konferensi Waligereja Jerman yang menugaskan laporan terkait, mengatakan bahwa pihaknya tahu sejauh mana pelecehan seksual yang telah ditunjukkan oleh penelitian.

"Kami merasa kecewa dan malu karenanya," ujar Ackermann.

Dia mengatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan: "Sisi gelap dari Gereja Katolik, demi mereka yang terkena dampak, tetapi juga bagi kami sendiri untuk melihat kesalahan dan melakukan segalanya untuk mencegah hal tersebut terulang."

Uskup Ackermann mengatakan, laporan itu bocor ke media sebelum Gereja sendiri melihatnya. Dia mengatakan Gereja telah merencanakan untuk menyediakan saluran bantuan konseling bagi orang-orang yang terkena dampak isinya.

Vatikan tidak segera menanggapi kebocoran data yang dibeberkan oleh situs Spiegel.

Tetapi di tempat lain pada Rabu 12 September, Paus Fransiskus memanggil para uskup Katolik ke Vatikan untuk diskusi tentang cara melindungi anak-anak pada bulan Februari tahun depan.

Studi Jerman yang memberatkan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian "pukulan telak" pada Gereja Katolik Roma.

Klaim pelecehan seks telah semakin banyak terkuak di seluruh dunia, seiring dengan munculnya tuduhan bahwa para pemimpin Gereja mendiamkan atau mengabaikan kesalahan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya