Liputan6.com, Jakarta - Sebuah momen menakjubkan terjadi usai pertemuan dua petinggi Demokrat dan Gerindra, pada Rabu malam kemarin. Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, yang sempat menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus, dirangkul oleh Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
"Pak Prabowo sudah mengenal saya lama. Dia tahu saya tak pernah bermain2 dengan kata-kata. Dan, saya tak pernah mengkhianati kebenaran," twit Andi Arief, melalui akun @AndiArief__, Kamis (13/9/2018).
Advertisement
Andi mempersilakan Liputan6.com untuk mengutip pernyataanya di Twitter tersebut.
Andi menyertakan foto dirinya saat mantan Pangkostrad itu merangkulnya. Tampak Prabowo merangkul dengan tangan terkepal dan mimik gemas.
Andi juga menyinggung soal koalisi partai yang menauginya dalam Pilpres 2019.
"Koalisi artinya bersatu untuk menang. Untuk mencapai menang tidak harus dicapai dengan cara seragam. Berbeda cara tapi kemenangan tak dapat ditunda," ujar Andi Arief.
Dipicu Hinca Panjaitan
Adalah Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan yang memicu terjadinya pertemuan Prabowo dan Andi. Saat itu, Prabowo-Sandiaga hendak meninggalkan rumah SBY usai jumpa pers. Namun, Hinca berulah.
"Nih Andi Arief nih, Pak," teriak Hinca bersama sederet politikus Demokrat lainnya seperti Rachland Nashidik, Rabu (12/9/2018).
Sepersekian detik, langkah Prabowo yang hendak turun tangga teras rumah SBY untuk menuju ke mobil terhenti. Mantan Danjen Kopassus tersebut berbalik badan menoleh ke arah suara dan mencari sosok Andi Arief.
Andi bergegas mendekati Prabowo. Dengan wajah tampak gemas, tangan kanan Prabowo pun langsung merangkul mantan aktivis 1998 itu. Kemudian keduanya pun tertawa lepas diikuti para politikus Demokrat lainnya.
Beberapa detik kemudian, giliran Sandiaga Uno yang berhadapan dengan Andi Arief. Tak seperti Prabowo, Sandi memilih salam komando dengan Andi Arief. Kemudian mereka pun bersama tertawa lepas.
Diketahui, Andi Arief sempat menuding Prabowo jenderal kardus. Menurut Andi, Prabowo lebih memilih uang yang disodorkan Sandiaga Uno demi posisi cawapres.
Sandiaga dituding memberikan mahar Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN demi kursi cawapres. Namun, tudingan itu tak terbukti, Andi ogah memenuhi panggilan Bawaslu hingga akhirnya kasus tersebut dihentikan.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini:
Advertisement