Jokowi Sebut Kondisi Ekonomi Global Seperti di Film Avengers, Ini Penjelasannya

Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa kondisi perekonomian global seperti di film Avengers: Infinity War

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Sep 2018, 12:42 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidatonya pada pembukaan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Centre di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9). (NHAC NGUYEN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa kondisi perekonomian global kini persis seperti di film The Avengers: Infinity War. Pasalnya, dunia kini sedang dihadapkan pada perang dagang yang tak berkesudahan. 

Melansir dari laman Setkab.go.id, Kamis (13/9/18), ada sosok dalam film itu bernama Thanos yang siap memusnahkan bumi. Namun Jokowi menekankan, ia siap mengatasi permasalahan tersebut. 

Jokowi menambahkan, pada kenyataannya sumber daya untuk umat manusia tidak terbatas. Perkembangan teknologi misalnya, telah menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi kemampuan untuk memperbanyak sumber daya lebih banyak dari sebelumnya.

"Thanos ingin memusnahkan setengah populasi karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Tapi penelitian ilmiah membuktikan, ekonomi kita sekarang lebih ringan dalam hal berat fisik dan volume fisik. Dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar serta tablet," tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis. 

Selain itu, Jokowi menyarankan, sudah saatnya peningkatan ekonomi didorong bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia yang tidak terbatas. Itu salah satunya, lanjut dia, seperti perhelatan akbar Asian Games 2018 yang telah digelar Indonesia beberapa pekan lalu. 

"Asian Games dan Asian Para Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang, merupakan pertunjukan spektakuler dari bakat manusia di Asia. Lebih dari 14 ribu atlet dan 7 ribu officials dari 45 negara bertanding di 40 cabang olah raga,” ujarnya. 

 


Revolusi industri 4.0

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi (kiri), PM Singapura Lee Hsien Loong (dua kiri), dan PM Kamboja Hun Sen (dua kanan) saat pembukaan World Economic Forum on ASEAN, Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9). (AP Photo/Bullit Marquez)

Pada kesempatan ini, Jokowi juga menyoroti perkembangan perdagangan elektronik atau e-Commerce di dunia. Ia senang bahwa Indonesia menjadi salah satu penggerak ekonomi dalam industri ini. 

“Saat ini, Indonesia telah memiliki empat Unicorn atau perusahaan start-up dengan nilai miliaran dolar, sama dengan jumlah Unicorn di gabungan 28 negara di Uni Eropa,” paparnya. 

“Saya percaya bahwa Revolusi Industri 4.0 akan menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesetaraan, karena salah satu aspek penting dari Industri 4.0 adalah penurunan biaya produk dan jasa sehingga menyebabkan produk tersebut lebih murah dan mudah dijangkau bagi kalangan berpendapatan rendah,” tambah dia. 

Oleh karena itu, Jokowi meyakini, ASEAN, termasuk Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam Revolusi Industri 4.0. Kata dia, negara-negara di ASEAN harus mencegah terlebih dahulu perang dagang untuk menjadi ‘perang yang tak terbatas. 

“Perang yang tak terbatas’ bukan hanya tentang perang dagang, namun tentang kita semua agar kembali belajar pada sejarah, bahwa dengan kreativitas, energi, kolaborasi dan kemitraan, kita sebagai manusia dapat menikmati ‘kelimpahan’, dan kita bisa menghasilkan bukan ‘perang yang tak terbatas’ melainkan ‘sumber yang tak terbatas," tandas dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya