Impian Jadi Kenyataan, Wanita Ini Meninggal Saat Siaran Langsung di TV

Harapan akademisi berusia 81 tahun ini seperti terwujud. Ia meninggal ketika berada dalam siaran langsung dalam sebuah program televisi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Sep 2018, 18:00 WIB
Ilustrasi televisi (iStock)

Liputan6.com, New Delhi - Wanita ini memiliki impian untuk meninggal saat bekerja. Hal itu disampaikannya kepada staf dalam perjalanan menuju studio Good Morning J&K TV.

Seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (13/9/2018), tak lama setelah Profesor Rita Jitendra menyampaikan keinginan terkait kematiannya, wanita yang merupakan akademisi, penulis sekaligus seniman India yang begitu dihormati tersebut meninggal dunia. Harapannya terwujud.

Rita Jitendra wafat dalam sebuah siaran langsung acara televisi.

Dalam rekaman yang beredar, wanita berusia 81 tahun itu tengah diwawancara tentang kehidupan dan ingatannya untuk program televisi yang tayang saat sarapan, ketika tiba-tiba dia menutup mata, berhenti berbicara dan pingsan.

Rita Jitendra kemudian dilarikan ke Rumah Sakit SMHS di Jammu, dia dinyatakan meninggal saat tiba di sana.

Menurut Indian Telegraph, penyebab kematian sosok legendaris dalam dunia penyiaran itu adalah serangan jantung dan tersedak.

Karyawan televisi bernama Hafiza Muzaffar mengatakan, sebelumnya Rita menyampaikan kepada seorang pejabat pria dalam perjalanan ke studio pagi itu bahwa dirinya menginginkan kematian yang sama dengan mantan Presiden Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam, yang meninggal di usia 83 tahun saat berpidato pada tahun 2015.

"Dia memberitahu bahwa Dr Kalam meninggal saat bekerja. Begitulah cara dia ingin menemui ajalnya juga. Dia mengembuskan nafas terakhirnya di studio," kata Muzaffar.

Pembawa acara Good Morning J&K, Zahid Mukhtar mengatakan kematian mendadak Prof Jitendra sangat mengejutkan. Tak ada yang menduga ia akan meninggal secepat itu.

"Dia memberi tahu kami beberapa hal menarik tentang kehidupannya dan terlihat normal," kata Mukhtar.

"Tapi tiba-tiba dia berhenti bicara dan mulai cegukan. Kami harus memotong wawancara (dan beralih ke) film dokumenter untuk mendekati dan membawanya ke rumah sakit.

"Dia memiliki hubungan yang baik dengan dunia televisi."

 

 

Saksikan juga video berikut ini:


Wartawan Ini Angkat Tangan Lalu Ambruk

Wartawan pingsan saat wawancara politisi dalam acara yang disiarkan langsung. (CEN/TRT News Channel)

Sebelumnya pada 10 Maret 2017 kasus yang mirip terjadi. Kala itu seorang wartawan Turki "menghilang" di balik meja di tengah sesi wawancara dengan politisi top yang disiarkan secara langsung.

Ternyata ia pingsan mendadak.

Abdulkadir Unal yang merupakan editor Channel 5 di Turki, adalah salah satu dari dua wartawan yang tengah mewawancarai Mehdi Eker -- mantan menteri dan Wakil Presiden dari partai berkuasa di negaranya, AKP.

Dalam rekaman yang beredar, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat 10 Maret 2017, terlihat ia tiba-tiba mengangkat tangan saat Eker berbicara. Tak lama kemudian, Unal langsung miring dan ambruk ke lantai.

Terkejut, Eker yang tengah berbicara langsung berhenti. Sementara kru di belakangnya bergegas memeriksa si wartawan.

Unal dan rekan jurnalis Hasan Yavuz Bakir dari Cay TV serta Zeki Akbiyik dari Firat Channel tengah mewawancarai politisi dalam program populer Turki, Anatolia Asks Show di TRT News Channel.

Gara-gara Unal pingsan, acara siaran langsung itu lantas dialihkan ke iklan. Ia kemudian dibawa dengan ambulans ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah itu, acara kembali dilanjutkan dan Eker mengatakan: "Ini pertama kalinya merasakan pengalaman seperti itu".

"Teman kami telah dibawa ke rumah sakit. Mungkin akibat flu. Dia sepertinya juga kelelahan. Mungkin ia pingsan karena alasan itu," jelas Eker.

"Setiap orang harus berhati-hati setiap hari. Saya berharap semua orang sehat selalu. Semoga yang terbaik untuk Unal. Jangan khawatir pemirsa. Teman kita sudah di rumah sakit, ia sedang dirawat," imbuh Eker.

Berikut ini detik-detik saat wartawan Unal jatuh pingsan:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya