Rupiah Melemah, Mendag Jamin Harga Kedelai Tak Naik

Saat ini mayoritas kedelai sebagai bahan baku industri di dalam negeri masih tergantung dari impor. Kedelai impor tersebut sebagian besar berasal dari Amerika Serikat (AS).

oleh Septian Deny diperbarui 14 Sep 2018, 08:20 WIB
Pekerja sedang menata tempe di kawasan Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/9). Harga bahan baku kedelai untuk produksi tempe meningkat dari Rp 6.500 menjadi Rp 7.700 pascanilai tukar dolar mengalami kenaikan terhadap rupiah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan harga kedelai tidak naik meski terjadi depresiasi rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

Ketergantungan harga kedelai terhadap nilai tukar rupiah memang rentan mengingat hingga saat ini mayoritas kedelai sebagai bahan baku industri di dalam negeri masih tergantung dari impor. Kedelai impor tersebut sebagian besar berasal dari Amerika Serikat (AS).

Enggar mengatakan, dirinya telah memanggil para importir untuk mengkonfirmasi soal harga kedelai menyusul pelemahan rupiah. Namun para importir tersebut memastikan harga kedelai impor tidak mengalami kenaikan.

‎"Untuk kedelai, saya panggil importirnya, importir besar. Dia bilang tidak akan naikan (harga kedelai)," ujar di di SCTV Tower, Jakarta, seperti ditulis Jumat(14/9/2018).

Menurut dia, saat ini harga kedelai di AS juga tengah menurun. Salah satu penyebab seiring permintaan dari China yang menurun akibat kebijakan perang dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump.

"Harga di sana, di AS turun karena tidak terserap China," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Enggar yakin jika harga kedelai untuk kebutuhan di dalam negeri tidak akan naik. Bahkan untuk bahan baku industri tempe tahu akan turun.

"Harga tidak naik dan (harga) untuk tempe diturunkan. Kedelai aman," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya