Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu nilai dolar terhadap rupiah menguat bahkan sempat tembus Rp 15.000. Situasi inipun menjadi bahasan lantaran dikhawatirkan bisa berimbas ke berbagai sektor termasuk onderdil sepeda motor.
Ditanya mengenai kemungkinan sukucadang juga naik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengaku sudah mempertimbangkan sejumlah aspek. Namun, mereka masih melihat kondisi ke depan, apakah memungkinan untuk naik atau tidak.
“Impact pasti ada terhadap beberapa komponen. Tetapi kita juga akan mempertimbangkan. Kita punya strategi, artinya tidak serta merta dolarnya naik harganya juga naik. Karena ujung-ujungnya adalah customer,” kata Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro.
Baca Juga
Advertisement
Bukan cuma suku cadang utama atau fast moving yang kemungkinan naik, harga sepeda motor ikut menyesuaikan kondisi kenaikan dolar. Jika komponen impor pembuatan sepeda motor naik, Menurut Antonius sedikit banyak akan mempengaruhi harga jual sepeda motor Yamaha.
Namun untuk saat ini Yamaha belum mau menaikkan harga jual unit. Artinya, harga lama tetap berlaku kendati rupiah terus tergerus dolar. Ini juga berlaku untuk moge Yamaha yang belum terkena PPh.
“Kalau kita bisa jaga harga, kita pasti jaga karena ujung-ujungnya customer. Kita akan studi dan monitor terus. Kita liat perkembangannya. Kalau nanti ada penyesuaian, pasti akan kita sesuaikan. Kita sesuaikan dengan kondisi customer sendiri. Beberapa bulan lalu kita sudah menyesuaikan harga, jadi itulah harga yang berlaku,” jelasnya.
Sumber: Otosia.com