Gus Miftah Kembali Berdakwah di Tempat Hiburan Malam di Yogyakarta, Ini Isi Pesannya

Gus Miftah menyampaikan sejumlah pesan dalam dakwahnya,

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Sep 2018, 03:00 WIB
Gus Miftah kembali berdakwah di tempat hiburan malam di Yogyakarta (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Setelah sempat menuai kontroversi karena video dakwah dan selawat di tempat hiburan malam di Bali viral, Gus Miftah kembali berdakwah dan selawat di Yogyakarta.

Boshe Yogyakarta menjadi tempat rutinnya berdakwah setiap dua minggu sekali. Jamaahnya adalah karyawan dan pekerja internal di tempat itu, mulai dari server, bartender, sampai pekerja karaoke.

Aktivitas yang sudah dilakoninya sejak belasan tahun itu dengan prinsip ikhlas dan tidak menghakimi. Ia juga menggunakan hadist, tafsir, serta anasir yang kontekstual ketika berdakwah.

Dakwah dan selawat yang digelar pada Kamis (13/9/2018) itu diikuti ratusan jamaah. Mereka duduk di kursi kafe, tempat yang biasa dipakai mereka ketika bekerja.

Ada tiga pesan penting yang disampaikannya ketika berdakwah di sana.

"Cukup tubuhku yang bermaksiat, tetapi jangan hatimu," ucap Gus Miftah.

Lewat pernyataan itu, ia mengajak jamaahnya untuk mempertahankan keimanan. Ia dengan terang-terangnya berdakwah orang yang mabuk bukan berarti tidak punya keimanan. Buktinya, mereka masih mau datang pengajian atau menjalankan salat.

"Beribadah saja, pahala itu urusan Tuhan," tuturnya.

Kedua, ia menekankan pentingnya beribadah karena manusia tidak bisa apa-apa sehingga harus bergantung kepada Dia yang Maha Bisa Apa-Apa.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengajak jamaahnya yang kerap dicap negatif oleh masyarakat untuk tidak mudah tersinggung, apalagi marah dengan komentar warganet perihal video yang viral.

Menurut [Gus Miftah]( 2259567 ""), orang harus menyikapi persoalan dengan cinta semata-mata karena Allah juga penuh cinta.

 


Haters Adalah Lovers yang Tertunda

Gus Miftah kembali berdakwah di tempat hiburan malam di Yogyakarta (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Sadar caranya menimbulkan kontroversi, Gus Miftah tidak ambil pusing. Ia menilai haters adalah lovers yang tertunda.

Ia juga meminta media massa yang meliput kegiatannya kali ini bisa ikut menyampaikan persoalan ini kepada masyarakat.

"Media massa bisa berdakwah dengan caranya sendiri," ucapnya.

Ia menuturkan, pakaian yang dikenakan oleh jamaahnya tidak melulu terbuka saat pengajian. Kebetulan saja, kegiatan di Bali bertepatan dengan perayaan ulang tahun kelab malam itu.

Gus Miftah juga tidak akan berhenti berdakwah di tempat-tempat kaum marjinal. Ia tidak berperan membuat orang bertobat, melainkan menyampaikan pengajaran.

"Hidayah itu memang dijemput, tetapi ada juga waktunya Tuhan memberi hidayah kepada orang, jadi saya di sini bukan berarti mereka semua harus berhenti dari pekerjaannya," kata Gus Miftah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya