KAI Siap Dukung Ridwan Kamil Kembali Aktifkan Berbagai Jalur Kereta

KAI siap dukung upaya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk kembali hidupkan jalur kereta api.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Sep 2018, 17:15 WIB
Penumpang kereta api Senja Utama tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6). Pihak KAI memperkirakan arus balik Idul Fitri 1439 Hijriyah masih akan berlangsung hingga tanggal 26 Juni mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) mengaku siap mendukung upaya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menghidupkan kembali jalur kereta api yang saat ini tak difungsikan.

Ridwan Kamil akan mereaktivasi jalur kereta rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.

"Betul (reaktivasi) dan doakan saja bisa lancar, KAI siap mendukung," kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro kepada Liputan6.com, Jumat (14/9/2018).

Untuk jalur Stasiun (St) Cibatu-St Garut-St Cikajang memiliki total lintasan 47,5 km. Jalur yang tidak beroperasi dari Cibatu-Garut sepanjang 19,3 km sejak 1983 dan Garut-Cikajang sepanjang 28,2 km sejak 1982. Sementara itu, jalur St Bandung-Ciwideuy memiliki panjang lintasan 37,8 km dan tidak beroperasi mulai tahun 1975.

Untuk lintas St Banjar-Pangandaran-Cijulang saat ini memiliki panjang lintasan 82 km. Jalur ini tidak beroperasi mulai 1982.

Adapun untuk jalur St Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari, memiliki panjang lintasan 11,5 km dam sudah tidak operasi mulai 1978. VP Public Relation KAI Agus Komarudin menambahkan, banyak potensi yang bisa digali dari berbagai rute yang akan direaktivasi ini.

"Itu jalurnya memiliki banyak potensi masing-masing, mulai dari perdagangan, pariwisata dan pendidikan," tegas Agus.

Hanya saja, dalam pelaksanaannya, Gubernur Jawa Barat harus mengajukan permohonan ke Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Itu karena reaktivasi ini menjadi kewenangan Kemenhub.

Jika sudah, Gubernur Jawa Barat dan KAI harus menandatangani perjanjian dalam penentuan koridor pengerjaan reaktivasi jalur KA tersebut. "Sepertinya itu akan jadi program kerja Pak Gubernur di 2019," tutur Agus.


Ridwan Kamil dan KAI Hidupkan Kembali Jalur Lama Kereta

Petugas PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan perbaikan gerbong kereta api di Depo Kereta Poncol Semarang, Kamis (31/5). Perawatan dan perbaikan gerbong-gerbong kereta api dilakukan untuk menghadapi musim mudik tahun ini. (Liputan6.com/Gholib)

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memfokuskan kembali rencana reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat, yakni rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.

Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan, rencana reaktivasi empat jalur kereta api tersebut dibahas saat dirinya bertemu dengan Direktur PT KAI beserta jajarannya, di Gedung Sate Bandung.

Dia mengatakan reaktivasi jalur kereta dipandang menguntungkan bagi masyarakat karena ada kemudahan transportasi.

Dia menuturkan, daerah-daerah yang dilalui lajur kereta api dinilai bisa tumbuh perekonomiannya karena ada pergerakan orang dan barang, dengan aksesbilitas yang semakin mudah.

Di samping itu, Emil, sapaan akrabnya, ingin juga dibangun stasiun-stasiun baru di titik-titik wisata, perumahan, atau di titik-titik keramaian, untuk memecah kepadatan.

"Saya ingin mengembalikan budaya naik kereta. Saya ingin Jawa Barat seperti Eropa, masyarakat ke mana-mana bisa naik kereta karena nyaman dan terintegerasi," ujar Emil.

Proyek reaktivasi jalur kereta api ini diharapkan mampu selesai, dan dapat langsung terintegerasi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan, rencana reaktivasi membutuhkan dukungan dari Pemprov Jawa Barat, khususnya, dalam hal penertiban warga yang tinggal di sekitaran rel yang sudah bertahun-tahun tidak aktif itu.

Adapun PT KAI akan fokus pada persiapan operasional.

"Dari empat ini, kami akan evaluasi mana yang paling mungkin dilakukan secepatnya. Dari empat itu jalur mana yang lebih akomodatif membantu masyarakat, baik untuk mengangkut orang maupun barang, seperti misalnya hasil bumi," kata Edi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya