Liputan6.com, Gaza - Laporan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mendapati fakta baru di Palestina. Akibat blokade sepuluh tahun oleh Israel terhadap jalur Gaza, membuat penduduk Palestina sulit membangun ekonomi mereka.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (15/9/2018), Organisasi PBB itu mengingatkan, wilayah kecil itu tidak tidak layak dihuni manusia tahun 2020 jika keadaan sekarang tidak diatasi.
Laporan tersebut menyebutkan pengangguran di wilayah Palestina mencapai 27% atau tetinggi di dunia. Yang paling terdampak adalah kelompok perempuan dan anak muda.
Baca Juga
Advertisement
Kordinator UNCTAD untuk bantuan kepada bangsa Palestina, Mahmoud Elkhafif mengatakan yang paling terpukul oleh situasi ekonomi yang memburuk itu adalah sektor pertanian.
"Ada studi yang menunjukkan sektor pertanian di Gaza merosot antara 35 hingga 45 persen. Sebagaimana diketahui, sektor pertanian merupakan bantal perekonomian yang pada dasarnya menyerap pengangguran. Bayangkan dampaknya," tukas Elkhafif.
Pudarnya harapan akan pertumbuhan di Gaza dan Tepi Barat terjadi akibat adanya larangan perjalanan yang diberlakukan Israel.
Laporan lain menyebut, kondisi kehidupan di Gaza, Palestina terus memburuk. Krisis tenaga listrik di sana semakin parah, dengan rumah tangga hanya mendapat aliran listrik dua jam sehari. Hanya 10 persen penduduk yang punya akses ke air bersih yang cukup.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Situasi yang Tak dapat Diperhatikan
Deputi Sekretaris Jenderal UNCTAD, Isabelle Durant menyebut situasi itu tidak dapat dipertahankan.
"Tidak dapat dipertahankan karena listrik, karena air, karena kemiskinan, orang muda dan perempuan sepenuhnya dilupakan dalam proses pembangunan sosial bahkan dalam proses perkembangan budaya," kata Isabelle.
"Jadi saya tidak optimistis meskipun saya tahu ini bukan baru. Memang bukan baru, dan tiap tahun bertambah sulit," tambah Isabelle.
Untuk menjamin dicapai kebangkitan yang bersinambung, para penyusun laporan mengatakan, Israel mesti mencabut blokade sepenuhnya dan perekonomian Gaza serta Tepi Barat mesti disatukan kembali.
UNCTAD mengatakan, perekonomian wilayah itu bisa tumbuh sampai 10 persen hanya dengan menyingkirkan semua bentuk larangan yang dikenakan Israel terhadap perdagangan dan investasi di Palestina.
Advertisement