Jemaah Haji Indonesia Mulai Berkurang, Beberapa Halte Bus Salawat Tak Beroperasi

Untuk mengenali halte bus salawat yang masih aktif, terdapat tanda-tanda tempat naik turun penumpang tersebut masih melayani jemaah haji.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 15 Sep 2018, 15:20 WIB
Suka duka menjadi sopir bus salawat antar jemaah calon haji di Makkah. (dream.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah halte bus salat lima waktu atau salawat berhenti beroperasi. Hal ini seiring berkurangnya jemaah haji di Tanah Suci yang hampir lebih dari separuh totalnya sudah pulang ke Indonesia.

"Halte ada di kelompok hotel-hotel yang berdekatan, selama hotel-hotel tersebut masih ada jemaahnya, otomatis halte masih ada. Tapi kalau sudah tidak ada jemaahnya ya halte ditutup. Petugas halte juga ditarik," ujar Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Chalid, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (15/9/2018).

Dia menjelaskan, untuk mengenali halte bus salawat yang masih aktif, terdapat tanda-tanda tempat naik turun penumpang tersebut masih melayani jemaah haji.

"Aktif kalau ada petugas dan ada bendera Indonesia di halte itu. Sedangkan untuk jemaah yang berada di dalam bus mau berhenti di halte yang tidak aktif, itu masih bisa. Tinggal dikomunikasikan di dalam bus dengan sopirnya," papar Subhan.

Hingga Kamis, 13 September 2018, total jemaah haji yang masih ada di Arab Saudi adalah 119.753 orang dan terbagi di Makkah dan Madinah. Sementara 115.670 orang lainnya sudah tiba di Indonesia setelah menjalani perjalanan ibadah haji dan ziarah di dua Tanah Suci, Makkah dan Madinah.

"Di Makkah, terdapat 58 titik halte bus salawat yang beroperasi saat musim puncak haji. Namun seiring dengan fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang sudah lewat, jumlah halte dikurangi berangsur-angsur sesuai pergerakan jemaah yang meninggalkan Al Mukaramah," terang Subhan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Beberapa Halte Berhenti Beroperasi

Selama beberapa waktu, bus salawat pengangkut jemaah calon haji akan dihentikan. (www.kemenag.go.id)

Berdasarkan pengamatan Antara, terdapat sejumlah halte yang sudah tidak beroperasi, seperti di depan hotel jemaah Indonesia nomor 113 di Syisyah.

Halte di depan hotel tersebut sudah tidak beroperasi ditandai dengan tidak ada aktivitas petugas dan jemaah, serta tidak ada bendera Indonesia.

Jumlah bus salawat yang beroperasi juga sudah berkurang sehingga waktu tunggu untuk naik angkutan gratis untuk jemaah haji Indonesia itu harus menunggu sekitar 10 menit.

Subhan mengatakan pengurangan bus salawat itu sesuai dengan jumlah penumpang di Tanah Suci yang semakin turun. Saat musim puncak haji, terdapat 374 bus untuk 204 ribu jemaah haji reguler.

"Jumlah bus salawat menyesuaikan dengan jumlah jemaah haji. Sekarang sudah mulai dikurangi," tandas Subhan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya