Sepi Pengguna, Path Bakal Tutup Usia?

Informasi ini berasal dari salah satu akun pengguna Twitter @wowadit, ia menyampaikan kalau media sosial yang identik dengan warna merah menyala itu akan berhenti.

oleh Jeko I. R. diperbarui 14 Sep 2018, 20:34 WIB
Hadirnya fitur chatting di aplikasi Path (sumber: appstore.com)

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial berbagi momen yang sempat hits di Indonesia, Path, dikabarkan akan ditutup. Jika memang benar, ini artinya Path tak lagi bisa diakses dan dipakai pengguna di seluruh dunia.

Path sendiri belum mengumumkan apakah mereka benar-benar akan menutup aplikasinya. Namun, kabar kalau Path akan tutup usia sudah lebih dulu beredar lewat Twitter.

Di linimasa, terungkap kalau Path memang bakal ditutup. Informasi ini berasal dari salah satu akun pengguna Twitter @wowadit, ia menyampaikan kalau media sosial yang identik dengan warna merah menyala itu akan berhenti.

Di dalam tangkapan gambar yang dibagikan @wowadit, tampak pengumuman Path kepada pengguna yang menjelaskan kalau media sosial ini benar-benar akan ditutup.

Pengumuman itu juga disertai embel-embel "The Last Goodbye". Tampaknya, pengumuman ini ditampilkan kepada pengguna yang masih memakai aplikasi Path.

"Kami dengan sangat menyesal harus menginformasikan kalau Path akan segera berhenti beroperasi. Silakan kunjungi situs ini untuk detail terkait restore atau refund," tulis pihak Path.

Belum bisa dipastikan, apakah pengumuman itu menandakan Path benar-benar ditutup secara utuh, atau 'ditutup' dan akan berganti ke wajah baru. 

Yang pasti, kabar akan ditutupnya Path menyisakan 'duka' yang mendalam bagi pengguna dan mantan penggunanya.

Wajar saja, Path sempat menjadi salah satu media sosial kesayangan di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan basis pengguna Path terbanyak.


Masih Aktif Tahun Ini

Dave Morin adalah seorang entrepreneur yang sejak dulu sangat tertarik dengan dunia kewirausahaan dan teknologi. (Liputan6.com/Gautama Adianto)

Pada Maret 2018, CEO Path Dave Morin masih tampak 'aktif' dengan media sosial besutannya. 

Hal tersebut tampak dari dampak kasus penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica.

Media sosial yang identik dengan warna merah ini, langsung mengambil langkah besar agar kejadian serupa tak bakal menimpa mereka.

Pendiri dan CEO Path Dave Morin lewat akun Twitter-nya, @davemorin, berkata kalau dirinya juga sudah dibendung banyak permintaan pengguna agar Path bisa menjaga keamanan data pribadi pengguna.

Karenanya, ia pun mempertimbangkan untuk membentengi media sosialnya dengan merombak aplikasi lebih baik lagi. Sekadar diketahui, Path memang cuma hadir dalam versi aplikasi, baik itu untuk versi iOS dan Android.

Unggahan Dave tersebut sontak menerima ratusan balas dan di-like hingga ribuan kali, tak terkecuali mantan Director of Engineering Path Mike DiCarlo dan beberapa angel investor lainnya.

Mereka bahkan seolah ingin berkolaborasi dan bakal menggelontorkan investasi terkait rencana Dave untuk merombak Path.

Skandal yang menimpa Facebook bisa dibilang paling buruk di sepanjang sejarah perusahaan. Bagaimana tidak, data yang disalahgunakan ternyata diperlukan untuk pemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Buntut dari skandal tersebut, para pengguna Facebook kadung kesal dan khawatir karena mereka bisa saja menjadi korban. Para pengguna pun berbondong-bondong menyerukan tagar #deletefacebook di Twitter.

Pada momen ini, Path sebetulnya bisa mengambil peluang besar. Mereka bisa saja membangun ulang aplikasi dengan tingkat perlindungan dan keamanan data yang lebih baik. Dari situlah, para pengguna Facebook (mungkin) bakal beralih ke Path.


Sekilas Path

Isu ini semakin heboh setelah pada acara peluncuran iPhone 6 kemarin, CEO Path Dave Morin hadir dan duduk di barisan tamu kehormatan.

Untuk informasi, Path didirikan sejak 2010. Awalnya, Path menjadi media sosial jurnal untuk berbagi foto dan berkirim pesan. Layanan tersebut memungkinkan pengguna bisa berbagi momen ke 500 teman.

Di Indonesia sendiri, Path mengantongi basis pengguna yang besar. Sayang, popularitas Path mulai menurun. Meski begitu, Path masih memiliki pengguna setia.

Path pada 2015 diakuisisi oleh Daum Kakao, salah satu perusahaan teknologi besar asal Korea Selatan. Sayang, nilai akuisisi perusahaan tidak pernah diungkap hingga saat ini.

Masa kejayaan Path sendiri bisa dibilang berlangsung sejak 2013. Bagaimana tidak, Dave menyebutkan media sosial miliknya sempat dibuka sebanyak 1 miliar kali oleh lebih dari 12 juta pengguna di seluruh dunia.

Ini berkat kemudahan terhubung dan menambahkan teman melalui akun Twitter, Gmail, dan daftar kontak dalam ponsel. Selain itu akan ada 12 layanan baru yang akan terintegrasi dengan Path, yakni Over, PicCollage, PicMix, Papelook, Mill, Manga Camera, Otaku, PicFrame, PicStitch, QordPress, Viddy, dan Strava.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya