5 Persiapan Memiliki Rumah Sendiri bagi Pasangan Muda

Para pasangan muda perlu melakukan persiapan dini agar bisa memiliki rumah sendiri. Simak kiatnya di sini.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 16 Sep 2018, 08:40 WIB
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki rumah sendiri adalah impian hampir semua pasangan baru menikah. Rencana ini merupakan prioritas hampir semua pasangan muda.

Di awal pernikahan, hanya sedikit pasangan muda yang langsung tinggal di rumah sendiri. Sebagian besar mereka masih perlu menyewa apartemen, dan tak jarang juga memutuskan untuk menumpang di rumah orang tua untuk sementara waktu.

Opsi menyewa hunian atau tinggal satu atap bersama orang tua kerap dipilih oleh pengantin baru, mengingat kondisi keuangan mereka masih belum stabil. Apalagi harga rumah saat ini tidaklah murah dan terus melambung setiap tahunnya.

Meskipun demikian, bukan berarti punya hunian pribadi hanya sekadar mimpi bagi pasangan yang baru menikah. Ada banyak cara untuk memiliki sebuah rumah, antara lain dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Ikuti sejumlah persiapan berikut ini sebelum mengajukan KPR, seperti dikutip dari situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id:

1. Perencanaan keuangan yang matang

Tanpa perencanaan keuangan, Anda tidak akan tahu kemana saja penghasilan Anda digunakan. Bisa-bisa ternyata pengeluaranmu lebih besar dari pemasukan, sehingga tidak ada dana yang tersisa untuk ditabung. Jika demikian, impianmu untuk memiliki rumah pribadi bisa semakin lama untuk digapai. Dengan perencanaan keuangan, Anda dan pasangan akan terbantu untuk mencapai tujuan hidup di masa depan.

Baca Juga: Pinjaman Tanpa Agunan untuk Pelanggan Kartu SIM Telkomsel

Mulailah membuat perencanaan keuangan dengan menghitung jumlah pendapatan setiap bulannya, lalu alokasikan dana tersebut untuk segala kebutuhan. Alokasikan penghasilan bulanan dengan prinsip 10 – 20 – 30 – 40.

Sisihkan 10 persen untuk kegiatan sosial, misalnya dengan memberikan donasi di tempat ibadah. Lalu 20 persen untuk investasi persiapan masa depan. Jika target terdekatmu adalah membeli rumah, maka alokasi ini bisa Anda gunakan sebagai tabungan uang muka rumah. 30 persen selanjutnya untuk membayar cicilan, dan 40 persen terakhir untuk memenuhi biaya kebutuhan hidup sehari-hari, seperti biaya makan, transportasi, tagihan listrik, dan lain sebagainya. Alokasi tersebut bersifat usulan, Anda bisa menyesuaikannya lagi dengan kondisi keuangan Anda saat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


2. Memilih rumah yang sesuai dengan kemampuan finansial

Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Saat memilih-milih rumah, mungkin Anda akan berpikir memiliki rumah untuk jangka panjang, sehingga terbesit rencana untuk membeli rumah besar, dengan lokasi di tengah kota. Tentu hal ini sah-sah saja, asal kondisi keuanganmu memang memungkinkan.

Tapi perlu diingat bahwa rumah besar yang terletak di tengah kota harganya bisa jadi sangat mahal. Apabila penghasilanmu dan pasangan tidak cukup untuk membayar cicilan bulanannya, sebaiknya tunda dulu keinginan tersebut. Carilah rumah yang ukurannya lebih kecil, dan berlokasi di tempat yang sedikit jauh dari pusat kota. Tapi pastikan dulu bahwa lokasinya aman dan akses transportasinya mudah.

3. Rajin mencari promosi

Rajin-rajinlah mencari informasi seputar promo yang ditawarkan pengembang. Umumnya ada banyak keringanan pembayaran yang bisa didapatkan ketika perusahaan pengembang akan meluncurkan proyek huniannya.

Manfaatkan juga program pemerintah, seperti program subsidi, yakni program pemerintah bekerja sama dengan pengembang untuk membuat rumah sederhana, yang biaya pembangunannya disubsidi oleh pemerintah, sehingga harga rumah tersebut menjadi lebih terjangkau.

Baca juga: Kartu Kredit untuk Libur Akhir Tahun 2018


4. Selalu menjaga ambang batas utang

Ilustrasi mengatur keuangan.

Dengan memutuskan untuk mengambil KPR, artinya Anda beserta pasangan sudah siap memiliki utang baru. Supaya arus kas rumah tangga tetap berjalan lancar, pastikan dulu bahwa total utang yang dimiliki keluarga nantinya tidak akan lebih dari 30 persen total penghasilan.

Utang di sini berasal dari berbagai pinjaman yang masih berlangsung masa cicilannya. Misalnya Anda atau pasangan memiliki cicilan kendaraan, cicilan barang elektronik, atau cicilan untuk hal-hal kecil, seperti perabotan rumah tangga sekalipun.

Memahami jumlah utang Anda beserta pasangan tidak hanya berguna untuk kelancaran arus kas keluarga, tapi Anda bisa sekaligus memprediksi diterima tidaknya pengajuan KPR-mu.

Nantinya bank akan menghitung total utang, yang dikurangi dengan total pendapatan bulanan calon nasabah. Jika total utangmu terlampau banyak bahkan sebelum Anda memiliki utang tambahan yang berasal dari cicilan KPR, maka bank akan menilai bahwa Anda tidak mampu membayar cicilan KPR kelak, sehingga pengajuanmu pun ditolak. Ini tentu akan mengganggu rencana Anda untuk memiliki rumah sendiri.

5. Memahami simulasi kredit perumahan

Sebelum meneken kontrak kredit perumahan, pastikan Anda telah melakukan simulasi kredit KPR. Anda perlu menghitung berapa cicilan pokok, dan cicilan bunga. Selain itu, pastikan bunga KPR yang berlaku apakah bunga flat atau mengambang. Termasuk biaya yang harus dibayar, seperti biaya notaris dan pajak.

Dengan melakukan simulasi kredit KPR berarti Anda telah mengetahui berapa yang harus Anda bayarkan selama cicilan KPR berlangsung. Dengan begitu Anda bisa memproyeksi keuangan pribadi Anda selama cicilan KPR berlangsung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya