Liputan6.com, Jakarta Spesialis Penyakit Dalam dari Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Dalam Indonesia (Perhompedin), Ronald A Hukom, mengatakan bahwa saat ini kanker limfoma golongan non-hodgkin menempati peringkat nomor tujuh penyakit kanker di Indonesia di bawah kanker payudara, kanker serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.
"Bahkan angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi lantaran terlambatnya pasien mengetahui kondisi ini," kata Ronald pada Peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia bersama Ferron Par Pharmaceuticals dan Cancer Information and Support Center (CISC) Indonesia di Jakarta Pusat, Sabtu, 15 September 2018.
Menurut Ronald, deteksi yang terlambat mengakibatkan penanganan kanker limfoma sudah pada stadium lanjut. Kondisi semakin parah karena tidak sedikit pasien yang justru berobat ke 'tempat yang salah' atau pengobatan alternatif.
"Ada pasien yang datang ke saya mengaku sempat ke dukun," ujar dia.
Kanker limfoma atau kelenjar getah bening merupakan tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik karena perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal beragam jenis infeksi.
Sementara pada kasus kanker limfoma, jelas Ronald, sel B atau T ini membelah lebih cepat, hidup lebih lama, dan tak terkontrol.
Menurut Ronald, ada beberapa jenis kanker limfoma berdasarkan dua golongan, limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin.
Apabila pengobatan medis dilakukan sedini mungkin, besar kemungkinan pasien kanker limfoma mampu menjaga penyakitnya di bawah kontrol.
"Kualitas hidup mereka pun membaik, bahkan bisa sembuh," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Gaya Hidup Sehat
Pada kesempatan itu, Pendiri CISC Indonesia Aryanthi Baramuli Putri, menyarankan, pasien untuk peka terhadap 'keberadaan' penyakit ini di dalam tubuh. Karena itu, selayaknya kanker payudara, sebaiknya sering-sering melakukan pemeriksaan atau deteksi dini.
Sebab, kata Aryanthi, gejala kanker limfoma ini bersifat samar atau tidak khas. Selain deteksi dini, karena penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh.
"Mulai sekarang perhatikan cara pencegahan dengan menjaga gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, dan banyak aktivitas fisik," ujarnya.
Advertisement