Tokocrypto, Bursa Khusus Aset Digital di RI

Teknologi blockchain telah berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir.

oleh Merdeka.com diperbarui 15 Sep 2018, 16:04 WIB
Founder & CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai. (Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa dagang aset digital, Tokocrypto secara resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Tokocrypto memiliki visi untuk menjadi bursa dagang aset digital terbesar di Indonesia.

Kehadiran Tokocrypto ditandai dengan mengadakan ajang konfrensi blockchain terbesar di Indonesia tahun ini, INBLOCKS 2018 di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

Founder & CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai mengatakan, teknologi blockchain telah berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan blockchain mrupakan teknologi revolusioner berikutnya.

Dia menjelaskan, dalam upaya menjadi bursa dagang aset digital terdepan di Indonesia, Tokocrypto melakukan berbagai isiatif, mulai dari melakukan edukasi kepada publik, menjalin relasi dengan komunitas dan media, serta secara aktif melakukan komunikasi dengan pihak pemerintah sebagai pembuat regulasi.

"Kami pun secara aktif menjalin hubungan dengan komunitas, pemerintah, dan tentu saja dengan media. Melalui peran aktif ini, kami ingin menyalurkan informasi, edukasi, dan penyembangan terkait digital aset dan blockchain di Indonesia," kata dia, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).

 


Ajang Pertemuan

Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Dia menambahkan, konferenai INBLOCKS 2018 ini mempertemukan para penggiat teknologi, para pelaku bisnis, dan tentu saja mereka yang tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang blockchain.

“Dengan potensi besar yang dimiliki, serta dukungan regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah, Indonesia kini berpotensi menjadi blockhain hub di Asia Tenggara," kata dia.

Selain dapat menjadi ajang menjalin relasi, INBLOCKS 2018 juga menghadirkan 10 orang pembicara ahli dari masing-masing bidang, seperti Brian Cheong selaku Pendiri & President dari TTC Protocol, Jake Goh selaku salah satu Pendiri & CEO dari Rate3 Network, serta Jody Ong selaku CEO dari BridgeX.

"INBLOCKS 2018 diharapkan dapat menjadi ajang mempertemukan para pelaku industri blockchain, baik dari Indonesia maupun luar, serta menjadi ajang pemahaman bagi publik secara umum tentang blockchain itu sendiri.” tutup Kai.


Izin

Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Pang Xue Kai melanjutkan, saat ini Tokocrypto hanya mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

"Saat ini, kami masih hanya sebatas Bappebti saja. Kalau OJK dan BI kami belum membicarakannya," katanya.

Pria yang akrab disapa Kai ini menyebutkan hingga saat ini jumlah customer platform-nya sudah mencapai 1 juta.

Meskipun demikian, dia enggan membeberkan nilai transaksi dari pelaku bursa dagang digital di Indonesia yang telah bermain dalam bisnis cryptocurrency tersebut.

"Ada sekitar 1 milion (1 juta) orang," katanya.

Dia menegaskan, Tokocrypto amat mengedepankan isu keamanan. Sebab masih minimnya pengetahuan publik terkait bursa dagang terbatas untuk aset digital. Karena itulah Tokocrypto menghadirkan platform yang sederhana dan mudah dipahami, dapat melakukan transkasi secara cepat, dan tentu saja aman.

"Keamanan itu isu utama, kita juga pastikan platform kita aman. Akan selalu edukasi, informasi terbaru kepada masyarakat," jelas Kai.

"Mudah. Sederhana, yang belum paham cara akses, bagaimana cara perdagangan akan dengan mudah memahami, dilakukan secara instan. Transaksi cepat hanya dalam waktu 3 menit sampai 4 menit," imbuhnya.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya