Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Internasional di Yogyakarta. Sandiaga menilai, banyak media salah menafsirkan pernyataan Jokowi terkait istilah emak-emak.
"Saya baru baca transkripnya, jadi Pak Presiden enggak menyatakan seperti itu. Saya rasa multipenafsiran itu, seperti yang terjadi antara saya dengan Pak Ridwan Kamil itu karena teman-teman transkripnya salah diartikan," ujar Sandiaga usai menemui Ikatan Keluarga Minang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (15/9/2018).
Advertisement
Dia menilai, Jokowi tidak mempermasalahkan istilah kaum perempuan dengan sebutan emak-emak. Apalagi masyarakat Indonesia memang memiliki panggilan beragam terhadap ibunya, seperti emak, ibu, mama, bunda, enyak, dan sebagainya.
"Menurut saya Pak Presiden tidak ada masalah dengan penyebutan ibu bangsa atau emak-emak dan lain sebagainya, yang penting kaum perempuan kita, kaum hebat, perempuan mandiri. Perempuan yang akan menjadi penentu kesuksesan bangsa ini," kata Sandiaga Uno.
Karena itu, dia meminta sebutan emak-emak untuk kaum perempuan tak terlalu dipersoalkan. Sandiagamengajak agar apa yang menjadi keluhan emak-emak selama ini diperjuangkan bersama.
Perempuan Hebat
"Kami menangkap aspirasi dari ibu-ibu, kaum perempuan hebat, perempuan mandiri, partai emak-emak, itu yang selama dua tahun saya turun ini tidak terkanalisasi, tidak tertangkap aspirasinya. Sekarang diskursus tentang ibu-ibu itu jangan diperkecil atau dipersempit dengan hanya definisi emak-emak. Tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan solusi daripada permasalahan yang mereka hadapi," Sandiaga menandaskan.
Sebelumnya, Jokowi dalam sambutannya menyebut kaum perempuan dengan panggilan ibu bangsa. Hal itu dilakukan setelah Ketua Kongres Wanita Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo menyampaikan pidatonya dan menolak panggilan emak-emak untuk kaum perempuan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement