Liputan6.com, Jakarta - Para penyelam biasanya berburu keindahan bawah laut untuk diabadikan atau sekadar disaksikan. Untuk itu mereka rela menjelajah berbagai spot selam yang cantik. Namun tak selamanya menyelam hanya untuk senang-senang. Kadang menyelam juga untuk aksi kepedulian. Seperti yang terlihat pada Sabtu (15/9/2018) seiring kampanye World Cleanup Day.
Para penyelam yang beraksi di Kepulauan Seribu, Jakarta, itu kali ini tidak hanya berbekal peralatan standar, tapi juga membawa kantong-kantong plastik besar. Mereka berburu sampah yang tercecer di dalam laut.
"Kami pecinta laut dan ingin turut berkontribusi menjaga laut," kata Antonius, pemilik Hobby Dive yang rutin menginisiasi kegiatan selam keliling Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Aksi pungut sampah di perairan Pulau Seribu itu bagian dari kampanye World Cleanup Day. Dalam aksi di Pulau Seribu itu, 19 peserta berangkat dari Dermaga Marina menuju Pulau Pramuka. Selanjutnya mereka menjelajah ke berbagai spot selam untuk memungut sampah.Dari pantauan Liputan6.com, setiap naik dari dalam laut, mereka membawa kantong berisi sampah. "Tak ada motret-motret, sekarang waktunya bersih-bersih," kata Chrysanthi, karyawati di Jakarta yang menggilai kegiatan selam menyelam.
Beragam sampah dikumpulkan para penyelam yang berasal dari berbagai latar belakang itu. Ada gelas air minum, sedotan, sandal bekas, dan lainnya. "Kaget banget di dalam lihat sampah kerangka. Kayaknya kerangka sapi," kata Olivia Sandjaja, peselam lainnya.
Peserta lain bahkan menemukan bekas pembalut wanita. "Astaga, jijik sih, tapi tetap saya pungut juga," ujar Deassy.
Andina Aprilia mengaku senang melihat kondisi lingkungan Kepulauan Seribu. "Memang kita masih mungut sampah, tapi kini sudah jauh lebih bersih dibanding beberapa tahun sebelumnya. Masyarakat makin peduli," katanya.
Peserta yang lain, Amel Adipaty, sangat menikmati kegiatan selam dengan misi mulia itu. Dia berharap kepedulian serupa bakal makin meluas. "Kayak tulisan di belakang kaus kita,'be the solution, to ocean polution." Jurianto, instruktur selam di Kepulauan Seribu, mengapresiasi kegiatan memungut sampah tersebut. Menurut dia aksi bersih-bersih itu sebaiknya menjadi kebiasaan para wisatawan.
"Bukan hanya jadi aksi massal sekali dua kali tapi jadi perilaku berwisata," katanya.
Untuk itu, kata dia, segenap guide selam di Kepulauan Seribu membiasakan diri membawa kantong sampah setiap menemani para penyelam. Kantong sampah itu untuk membawa sampah-sampah yang dipungut di dalam laut. Alhasil kini banyak penyelam melakukan hal serupa.
Solusi Sampah
Aksi bersih sampah ini juga bekerja sama dengan Divers Clean Action, sebuah yayasan yang fokus memangani masalah sampah laut. "Jadi tidak berhenti mengumpulkan sampah, tapi lanjut mencari solusinya," kata aktivis Divers Clean Action, Swetenia Puspitasari.Dia menjelaskan, sampah-sampah itu akan dipilah. Sebagian sampah didaur ulang. "Sampah-sampah plastik," ujarnya.
Tenia menambahkan, yang terpenting adalah, semua sampah itu akan jadi data penelitian. Volume dan ragam sampah dipetakan untuk nantinya digunakam sebagai bahan perumusan kebijakan pengelolaan sampah. Aksi pungut sampah di momen World Cleanup Day ini memang hanya salah satu langkah dari agenda berkelanjutan mengatasi masalah sampah.
40 Ton Sampah Pulau Seribu
Dalam waktu bersamaan, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu melakukan aksi bersih-bersih di enam Kelurahan dari dua kecamatan Kepulauan Seribu.
Menurut Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad mengatakan, kegiatan yang juga untuk mendukung perhelatan internasional, World Clean Up Day ini dilakukan dengan aktifitas bersih-bersih di wilayahnya masing-masing."Terima kasih kepada seluruh warga dan masyarakat Kepulauan Seribu. Mari kita pelihara kampung kita, kita pelihara pulau kita, kita pelihara pantai kita, kita pelihara laut kita, supaya bersih," kata Husein di Pulau Panggang, Sabtu (15/09/2018), dikutip dari situs resmi Pemkab Kepulauan Seribu.
"Kegiatan bersih-bersih akan terus kita laksanakan seterusnya, tidak saja hari ini tapi seterusnya. Jadi atas nama pemerintah saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat," tambahnya. Dari catatan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, kabupaten kepulauan ini menghasilkan rata-rata 40 ton sampah per hari yang berasal dari sampah kiriman, sampah warga Kepulauan Seribu, dan sampah wisatawan. Dari sejumlah itu, 60 persen merupakan sampah kiriman. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah plastik.
Pemerintah setempat telah melakukan dua langkah untuk mengurangi jumlah sampah plastik di Kepulauan Seribu. Langkah pertama adalah penanganan dan pengolahan melalui penerapan bank sampah di setiap RW dan composing atau daur ulang sampah.
Advertisement
Pungut Sampah di Mana-Mana
Aksi bersih-bersih seiring kampanye World Cleanup Day ini juga berlangsung di berbagai daerah di Indonesia. Di Aceh, ratusan peserta dari berbagai kalangan melakukan aksi bersih-bersih di pekarangan masjid dan Pantai Suak Ribee, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
"Dari 700 peserta yang mendaftar, yang hadir sekitar 300 orang lebih dari berbagai kalangan dan didominasi oleh pelajar dari semua perguruan tinggi di Aceh Barat dan pengiat sosial,"kata Ketua organisasi Timoh, Zainul Asri, di Meulaboh, dilansir Antara.
Zainul menambahkan, di Indonesia melibatkan 13 juta peserta mulai dari Sabang paling ujung barat Indonesia hingga Marauke, setiap daerah melakukan gebrakan masing - masing membersihkan sampah, terutama sampah berada di pantai berasal dari laut.Di kabupaten Aceh Barat, peserta membersihkan sampah plastik yang berserakan di darat sampai sampah dalam selokan, di pekarangan masjid serta sepanjang jalan hingga ke pantai Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.
"Kegiatan ini sebenarnya lebih kepada edukasi, kita mengajak masyarakat jangan membuang sampah sembarangan. Seperti kita lihat di Aceh Barat masih banyak tumpukan sampah yang dibuang oleh warga bukan pada tempatnya,"imbuhnya.
Di Ambon, komunitas dan aktivis pecinta lingkungan bersama warga kota Ambon melakukan aksi bersih sampah. Aksi bersih sampah dipusatkan di dua lokasi yakni di Bawah Jembatan Merah Putih (JMP) Negeri Rumah Tiga, dan Lapangan Airlouw.
"Yang terpenting adalah menjadi sebuah gerakan yang masif, untuk membuat Maluku bersih dan bebasa dari sampah dengan mengedepankan nilai perdamaian dan cinta lingkungan yang berkelanjutan," kata Koordinator kegiatan WCD 2018, Irene Sohilait, dilansir Antara.Di Gorontalo, pelaku wisata "Homestay Harry dan Mimin" mengajak wisatawan asing membersihkan objek wisata pantai Lahilote, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Sabtu.
Bersih-bersih pantai ini merupakan agenda bulanan yang sering dilakukan oleh pengelola Homestay Harry dan Mimin. Namun kali ini dilakukan dalam rangka peringatan World Clean Up Day atau hari membersih sampah se-dunia.
"Kami sering mengajak tamu-tamu mancanegara untuk ikut membersihkan pantai," ungkap Harry Gobel, pengelola Homestay.
Untuk kegiatan bersih pantai kali ini, dipusatkan di Pantai Indah Kota Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan sebutan pantai Lahilote.
Dua turis mancanegara dari Jerman pun terlibat aktif dalam mengumpulkan sampah plastik. Selain itu komunitas Ketimbang Ngemis Gorontalo (KMG) dan Gorontalo Smart ikut terlibat dalam bersih bersih sampah.
"Tema yang kami angkat untuk isu kali ini adalah "Gorontalo City Free Plastic" atau bebaskan Kota Gorontalo dari sampah plastik. "Think green, there is no planet B" atau berpikir hijau, sebab tidak ada planet B yang akan kita tinggali," katanya.Di Bali, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali, melaksanakan aksi bersih-bersih di tiga lokasi yang berbeda, yakni Danau Buyan, Pantai Pemuteran dan Pantai Pura Labuan Aji Desa Temukus, Sabtu.
Kegiatan ini dilakukan oleh pegawai di lingkungan Pemkab Buleleng, swasta, lembaga swadaya masyarakat, pelajar, dan masyarakat umum. Sampah yang terkumpul tidak dibakar di lokasi, melainkan langsung diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Bengkala untuk diolah lebih lanjut.