Lawan Stunting, Moeldoko Minta Pertahanan Keluarga Diperkuat

Periode rawan terjadinya stunting terjadi saat ibu-ibu hamil dan anak-anak yang baru berusia dua tahun.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 16 Sep 2018, 10:39 WIB
Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko meminta seluruh keluarga di Indonesia untuk sama-sama bergerak melawan stunting. Menurutnya, pencegahan terjadinya stunting bisa dimulai dari memperkuat pertahanan keluarga.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Stunting menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

"Kalau keluarganya punya ketahanan yang bagus, maka ketahanan desa akan terbangun, ketahanan kabupaten, provinsi, dan nasional akan terbangun dengan baik," kata Moeldoko saat membuka Kampanye Nasional Pencegahan Stunting di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/9/2018).

Ia mengatakan, bahwa periode rawan terjadinya stunting terjadi saat ibu-ibu hamil dan anak-anak yang baru berusia dua tahun.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh keluarga di Indonesia agar memperhatikan gizi bagi ibu hamil dan anak balita.

"Kalau itu kita salah mengelolanya, maka anak-anak kita menjadi stunting," ucap Moeldoko.

 


Tak Kenal Kelas Sosial

Moeldoko mengatakan masalah stunting tak hanya terjadi pada anak dari keluarga miskin saja. Hal serupa juga bisa terjadi di keluarga yang dianggap mampu secara ekonomi.

"Stunting tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga miskin. Stunting juga terjadi pada anak keluarga kaya, di kota maupun di desa," kata Moeldoko

Saksikan video pilihan di bawah ini

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya