Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mengandalkan 10 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) untuk mencampur 20 persen minyak kelapa sawit (Fatty Acid Methyl Eter/FAME), dengan solar atau Biosolar 20 persen (B20).
Direktur Logisitk Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo, menuturkan salah satu lokasinya yakni Terminal BBM Tanjung Uban, di Bintan.
Advertisement
TBBM Tanjung Uban sebagai terminal utama diestimasikan menyerap FAME sekitar 8.700 kilo liter per bulan. FAME yang dicampur dengan Solar menjadi Biosolar B20, selanjutnya didistribusikan ke sejumlah TBBM sekitarnya, antara lain TBBM Kijang, Kabil-Batam, dan Natuna.
"Kami memiliki 10 TBBM utama yang fungsinya sama dengan TBBM Tanjung Uban ini,” kata Gandhi di Jakarta, Minggu (16/9/2018).
Adapun 10 TBBM yang menjadi urat nadi penyaluran B20 Pertamina selain Tanjung Uban, yakni Surabaya, Tanjung Wangi, Manggis, Kupang, Pontianak, Makassar, Bau-Bau, Bitung dan Wayame Ambon.
Terminal BBM Tanjung Uban, dibangun di atas area seluas 247 hektare (ha). Terminal BBM Utama ini tidak hanya menyalurkan B20 ke TBBM tetapi, juga melayani kebutuhan B20 untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB), dan konsumen industri setempat.
Terminal BBM Tanjung Uban, saat ini memiliki tangki timbun dengan kapasitas total sekitar 200 ribu kilo liter (Kl). Terminal ini dilengkapi dengan fasilitas blending, dan diperkuat dengan tujuh dermaga untuk operasional penerimaan dan pengiriman berbagai produk BBM dan LPG.
Selain Biosolar B20, TBBM Tanjung Uban ini juga menyalurkan bahan bakar jenis Premium, Kerosine, dan Pertamax Turbo yang didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan BBM di Sumatera bagian utara, Sumatera bagian selatan, dan Kalimantan Barat.
“Tanjung Ubah memiliki peran yang sangat strategis untuk menyediakan energi, khususnya BBM bagi masyarakat di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, dan sekitarnya,” dia menandaskan.
Kebut Perluasan Biodiesel, 69 Terminal BBM Pertamina Sudah Salurkan FAME
Sejak program mandatori perluasan implementasi Biodiesel 20 persen (B20) berlaku 1 September 2018, Pertamina telah menyalurkan Fatty Acid Methyl Eter (FAME) sebagai bahan campuran solar pada kisaran 159.988 KL atau sekitar 38 persen dari alokasi bulanan. Jumlah tersebut terdiri dari FAME untuk PSO sebesar 116.422 KL dan FAME untuk Non-PSO sebesar 43.566 KL.
Hingga kini, alokasi FAME Pertamina dari Pemerintah (Dirjen EBTKE), baik untuk PSO dan Non-PSO untuk periode Januari - September 2018 sebesar 2.265.189 KL.
Direktur Logistik Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, Gandhi Sriwidodo menyatakan 69 dari 112 terminal BBM (TBBM) yang ada sudah mulai menyalurkan FAME hanya dalam dua pekan pelaksanaan mandatori, tepatnya hingga 14 September 2018. Hal itu membuktikan secara teknis, Pertamina sudah siap mendukung penerapan B20 untuk semua sektor.
"Secara teknis operasi, kami sudah siap apakah di tangki, kapal, atau bahkan mobil tangki. Kami sudah bisa blending. Tinggal pasokannya saja," kata Gandhi dalam peninjauan ke TBBM Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (15/9/2018).
Baca Juga
Sembilan TBBM terbaru yang menyalurkan FAME adalah TBBM Cepu, Cilacap, Palopo, Bima, Reo, Kolaka, Tual, Badas dan Ketapang. Ia menargetkan enam TBBM lain akan bisa menerima suplai FAME pada minggu kedua September 2018 yang meliputi TBBM Kendari, Tahuna, Banggai, Luwuk, Maumere, dan Waingapu.
"Kami estimasi pada minggu ketiga sampai keempat September, realisasi penyaluran akan bertambah lagi karena suplai FAME dari BU BBN (Badan Usaha Bahan Bakar Nabati) akan masuk ke Terminal BBM Utama sehingga 32 TBBM lainnya dapat menyalurkan B20 juga untuk semua sektor," ujarnya.
Khusus TBBM Wayame, ia menyatakan lokasi itu bakal menjadi pusat penyaluran B20 untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Hingga saat ini, TBBM Wayame belum memperoleh pasokan FAME dari BU BBN di Bitung dan Gresik. Ia menduga hal itu lantaran masih berlangsungnya tahap persiapan.
"Kan mandatori baru berlaku 1 September 2018, mungkin butuh persiapan lebih. Diharapkan minggu keempat September (FAME) sudah sampai ke sana (Wayame)," ucapnya.
Sementara, TBBM Sorong akan langsung mencampurkan FAME di lokasi karena pasokan solar murni (B0) diperoleh langsung dari Kilang Kasim. Bahan bakar nabati bakal dipasok oleh Wilmar.
Gandhi berharap pemerintah yang diwakili Kementerian ESDM bisa mengingatkan para pemasok FAME untuk segera mempercepat pengiriman agar penerapan B20 bisa segera terwujud 100 persen akhir bulan ini. Di sisi lain, ia berharap hal itu bisa memicu Badan Usaha BBM (BU BBM) lainnya untuk segera menerapkan energi hijau.
"TBBM Tanjung Uban sudah 22 kali melaksanakan pengapalan B20 sejak perluasan implementasi B20 untuk semua sektor diberlakukan. Dengan kita ekspose sekarang, semoga BU BBM lain tergerak untuk segera menerapkan B20," ucapnya.
Advertisement