Liputan6.com, Newcatle upon Tyne - Tiga spesies ikan baru, yang diberi nama Pink, Purple, dan Blue sesuai warnanya telah ditemukan di dasar salah satu bagian terdalam Samudra Pasifik.
Ikan ini termasuk ke dalam keluarga siput (Liparidae), dengan kepala bulat, tembus pandang, berbentuk seperti pita dan tanpa sisik. Spesies ini ditemukan di Palung Atacama di lepas pantai barat Chile dan Peru pada kedalaman hampir 8.000 meter. Bentuknya yang tidak biasa dirancang untuk menahan suhu dingin dan tekanan ekstrem.
"Tanpa tekanan ekstrem dan dingin untuk mendukung bentuknya, ikan-ikan ini sangat rapuh dan meleleh dengan cepat jika dibawa ke permukaan," kata Thomas Linley, ilmuwan dari Universitas Newcastle di Inggris dalam pernyataan yang dirilis Senin 10 September 2018, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (17/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Linley memimpin tim 40 ilmuwan dari 17 negara yang membuat temuan itu.
Penelitian ini berhasil merekam video ikan tersebut di lingkungannya. Setidaknya satu spesimen yang dibawa ke permukaan hidup untuk dipelajari lebih lanjut.
Ada lebih dari 100 spesies ikan siput di seluruh dunia. Para ilmuwan yakin masih banyak lagi yang harus ditemukan, seperti tiga ikan yang ditemukan di Atacama.
"Ada sesuatu tentang ikan siput yang memungkinkan mereka beradaptasi untuk hidup di laut yang sangat dalam. Tanpa jangkauan ikan lainnya, ikan-ikan ini bebas dari pesaing dan pemangsa," kata Linley dalam pernyataannya.
Dari video yang diambil oleh tim Newcastle, Linley mengatakan, "Sudah jelas ada banyak mangsa invertebrata di sana, dan ikan siput menjadi pemangsa utama. Mereka tampak cukup aktif dan mendapat makanan dengan sangat baik."
Ketiga ikan itu, yang saat ini masih bernama Pink, Ungu, dan Biru, akan mendapat lebih banyak nama ilmiah ketika ditulis di makalah akademis.
Berikut videonya:
Simak juga video pilihan berikut:
Ikan Spesies Baru di Kepulauan Karibia
Di lain kabar, peneliti menemukan ratusan spesies ikan yang sebelumnya tak pernah terekspos dalam dunia sains. Ikan-ikan ini ditemukan ketika para periset mengeksplorasi "twilight zone" (titik terendah lautan yang bisa ditembus cahaya) di perairan lepas Curacao, bagian selatan Kepulauan Karibia.
Mereka amat terkesan dengan ekosistem unik yang ditemukan, sehingga mereka mengusulkan nama baru untuk zona itu, yakni zona rariphotic.
Terletak di kedalaman antara 130 dan 309 meter di bawah permukaan laut, peneliti mengatakan bahwa zona ini berisi banyak ikan yang biasanya hidup di terumbu karang namun tidak ada pada kedalaman tersebut.
"Satu dari lima ikan yang kita temukan di zona rariphotic adalah spesies baru," kata Dr Ross Robertson, ahli biologi kelautan dari Smithsonian Tropical Research Institute, seperti dikutip dari The Independent, Rabu 21 Maret 2018.
Robertson, yang juga mendokumentasikan penemuan tersebut, memaparkan bahwa ekosistem terumbu karang yang berada tepat di bawah zona mesofosis -- kedalaman maksimum di mana karang dapat bertahan hidup -- sebagian besar terabaikan oleh penjelajah laut.
Setelah mengidentifikasi zona baru itu, tempat bagi beragam makhluk unik, para ilmuwan berharap temuan mereka bisa menyulut minat peneliti lain untuk memeriksa bagian laut yang sama sekali belum pernah terjamah manusia.
"Sekitar 95 persen ruang yang dapat ditinggali di planet kita ada di lautan," kata Dr Carole Baldwin, kurator ikan National Museum of Natural History di Smithsonian, sekaligus penulis utama studi tersebut.
"Namun tak semuanya telah dieksplorasi. Seperti misal daerah perairan yang berada ribuan mil dari lepas pantai dan bermil-mil kedalamannya."
Sebagai bagian dari Deep Reef Observation Project (DROP), Dr Baldwin dan timnya berkali melakukan penyelaman ke zona rariphotic, di mana mereka mengamati lebih dari 4.500 jenis ikan.
Advertisement